Mohon tunggu...
Darwensy
Darwensy Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa & karyawan swasta

Hidup perlu Passion untuk menjadi Action

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

PJJ Polemik, Sistemnya atau Penerapanya?

11 Agustus 2020   08:25 Diperbarui: 11 Agustus 2020   08:23 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Kenapa system Pembelajaran Jarak Jauh atau PJJ dianggap gagal, hal ini karena kurangnya kesiapan dari murid, guru, orang tua, dan juga pemerintah. Bisa dibilang system pembelajaran yang diterapkan saat pada umumnya kurang tepat karena memang system pembelajaran jarak jauh seyogyanya tidak seperti itu. Hal ini bisa dilihat dari system pembelajaran jarak jauh yang sudah diterapkan oleh Universitas-Universitas di dunia. 

Di Indonesia sendiri jauh sebelum pemerintah menerapkan system pembelajaran jarak jauh sebagai alternatif adanya pandemic covid-19, Universitas Terbuka sudah menerapkan system pembelajaran jarak jauh. 

Universitas Terbuka sendiri merupakan Universitas Negeri yang diresmikan oleh Presiden Soeharta pada tahun 1984. Jika dilihat lagi pada tahun 1984 belum ada teknologi secanggih saat ini, namun Universitas Terbuka atau disingkat dengan UT mampu melewatinya. 

Memang dalam penerapan system pembelajaran jarak jauh UT diperuntukkan untuk orang dewasa karena dinilai lebih memiliki kesiapan baik dari segi mental, fisik, dan financial. Dan kenapa saat ini ketika diterapkan malah menimbulkan banyak masalah. 

Sejatinya masalah seperti apa yang ditimbulkan oleh system PJJ saat ini memang bukan karena systemnya yang salah namun penerapana yang kurang tepat. Bisa dilihat perbedaan antara Pendidikan Jarak Jauh (PJJ), Pembelajaran Daring, dan Belajar dari Rumah, berikut ini:

Saat ini system pembelajaran yang diterapkan lebih kearah pembelajaran daring, dimana tenaga pengajar sangat intensif memberi materi kepada siswa melalui daring dan komunikasi antara tenaga pengajar dan murid sangat terbatas baik jarak maupun waktu. 

Jika dilihat lebih jauh memang pembelajaran system daring atau remote learning tidak cocok untuk sebagian wilayah di Indonesia hal ini dikarenaka bebarapa sebab dan akibat, diantarnya :

  • Kurang kesiapan dari beberapa pihak (murid, guru, orang tua dan pemerintah) akibat minimnya literasi tentang system Pembelajaran Jarak Jauh.
  • Letak geografis di Indonesia yang tidak sama akibat pembangunan yang kurang merata sehingga masih banyak ditemukan wilayah yang tidak memiliki jaringan seluler.
  • Kesenjangan sosial di Indonesia yang cukup tinggi sehingga rasanya kurang cocok jika semua wilayah dipukul rata dengan system pembelajaran daring atau  remote learning karena masih ada ditemukan peserta didik yang tidak memiliki smartphone ataupun televisi.
  • Kemampuan dari siswa atau mahasiswa yang tidak sama baik dari segi daya tangkap materi pembejaran sampai tingkat kesiapan siswa. Sehingga terkesan di paksakan.
  • Kurang fleksiblenya kurikulum pembelajaran saat ini sehingga kurang cocok diterapkan dalam system pembelajaran.
  • Karena menganggap system pembelajaran daring atau remote learning sehingga komunikasi antara tenaga pendidik dengan siswa atau mahasiswa juga berkurang padahal hal ini tidak benar adanya. Interaksi harunya tetap dilakukan antara tenaga pendidik dan murid.
  • Untuk anak-anak yang masih duduk dibangku Sekolah Dasar yang masih memerlukan pendampingan orang tua justru hal ini yang menimbulkan masalah karena materi yang setiap hari diberikan oleh guru terkadang anak-anak sulit memahami sehingga disini diperlukan peran orang tua namun disisi lain tidak semua orang tua memiliki kemampuan ataupuan waktu untuk mendampingi anak-anaknya sehingga alhasil malah menimbulkan masalah antara anak dan orang tua.

Saat ini memang perlu adaptasi yang terhadap system-system baru dan pastinya ini bukan perkara mudah. Namun bukan berarti kita gagal, hanya perlu persiapan dan kesiapan. Bahkan diluar negeri system pembelajaran jarak jauh juga diterapkan jauh sebelum pandemic hal ini untuk memberi kesempatan semua orang untuk menggenyam pendidikan. 

Walaupun terkesan kurang efektif namun hal ini dapat mengurangi kesenjangan pendidikan antara daerah dan juga untuk memberi kesempatan untuk seseorang yang bekerja sambil kuliah. Jika diluar negeri sangat mendapat perhatian dari pemerintah dan juga dari masyaraka, namun sebaliknya jika di Indonesia. 

Kurangnya perhatian dan kerjasama antar beberapa pihak sehingga PJJ dianggap system pembelajaran yang gagal dan berdampak negative. Hal ini memang wajar adanya dikarenakan baru pertama diterapkan secara serentak, masih perlu perbaikan dan evaluasi yang lebih mendalam. Berikut bisa menjadi alternative untuk menerapkan system pembelajaran jarak jauh atau PJJ:

  • PJJ memang saat ini menjadi kewajiban bagi semua siswa dan mahasiswa untuk menerapkannya, namun kedepanya semoga system pembelajaran jarak jauh bisa menjadi option yang efektif. Dan bagi siswa atau mahasiswa yang mengalami kesulitan memahami materi dapat meminta pembelajaran offline atau tatap muka.
  • Untuk memajukan system pendidikan di Indonesia memanglah masih terus dilakukan, system Pembelajaran Jarak Jauh bisa menjadi alternative kedepanya untuk menyetarakan pendidikan di Indonesia dan menjangkau semua kalangan yang menginginkan system pendidikan yang fleksible namun tetap berkualitas.
  • Stigma bahwa pendidikan jarak jauh (PJJ  adalah beban harus segera dihilangkan, hal juga akan menjadi sugesti tersendiri bagi orang-orang. Lagi-lagi kerjasama antar pihaklah yang sangat diperlukan. Tidak dipungkiri Indonesia memang masih jauh d
  • Kurang pahamnya dengan system pembelajaran jarak jauh sehingga mengakibatkan beberapa pihak kelabakan sehingga diperlukan pengkajian terhadap tenaga pengajar karena system pembelajaran jarak jauh juga tergantung dari bagaimana cara mengajar.
  • Pembelajaran Jarak Jauh yang sebenarnya bukanlah menjadi beban karena sejatinya PJJ diterapkan untuk menyesuaikan keadaan siswa dan keefektibilitas antara tenaga pengajar dan murid.
  • Materi yang terus -- menerus justru menjadi beban bagi siswa, akan lebih baik jika lebih mengarah pada materi yang interest seperti diskusi antara murid dan guru bukan hanya mengerjakan dan mendapat nilai.
  • Kurangnya akses buku gratis di Indonesia juga menjadi kendala, jika di luar negeri hampir setiap daerah ada Perpustakaan hal ini tentu menambah literasi dan minat baca seseorang. Sehingga siswa hanya mengandalkan buku dari sekolah dan pengetahuannya juga sebatas hanya itu saja. Untuk perpustakaan online berbasis aplikasi sendiri sudah ada di Indonesia seperti Ipusnas, sangat sekali jika tidak dimanfaatkan dengan baik.
  • Mengingat pandemic seperti ini memang diwajibkan semua sekolah diterapkan system daring, untuk itu diperlukan kolaborasi antara sesama orang tua, anak-anak, dan guru, sekalipun perangkat desa guna menciptakan akses wifi gratis dengan hasil iuran antar pihak diatas. Dan siswa yang berada dilingkup yang sama bisa belajar bersama namun tetap di awasi orang tua.

Jika membicarakan pendidikan di Indonesia memang tidak ada habisnya, karena memang masih terus pembenahan guna menciptakan pendidikan yang sesuai dan tepat untuk putra-putri bangsa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun