Mohon tunggu...
Daru Widyatmoko
Daru Widyatmoko Mohon Tunggu... -

Aku adalah OSIN, Orang Semarang in Nottingham. Dulu aku tinggal di Semarang namun sudah cukup lama tinggal dan bermukim di Nottingham, sebuah kota yang diselimuti legenda Robin Hood. Melalui media ini, aku akan mencoba untuk membagi cerita tentang situasi di mana aku berada, sekaligus berusaha menyimak perkembangan di tanah air tercinta. Sekiranya ada kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian tulisan, mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Penggunaan Satelit Navigasi dan Kerusakan Jalan

12 April 2011   18:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:52 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ini akses pengunaan jasa satelit sudah begitu mudahnya termasuk fasilitas di telepon genggam (HP) dan pembantu arah di mobil (navigasi satelit, satnav) dengan bantuan GPS, sistem pelacak geografis. Tentu saja banyak keuntungan yg bisa diperoleh dengan fasilitas itu, diantaranya adalah: 1. Kemudahan mencari rute dengan jarak terpendek, waktu tempuh tercepat atau lewat daerah tertentu. 2. Kemudahan mencari rute alternatif di saat macet. 3. Kemudahan mencari lokasi fasilitas pelayanan umum (pom bensin, warung, rumah sakit, dsb) ataupun tujuan wisata. Pemakaian bahan bakarpun bisa dihemat, karena jarak tempuh yg lebih pendek ataupun terhindar dari sesat di jalan (yg tentu saja akan meningkatkan konsumsi bahan bakar). Disamping kemudahan tersebut, ternyata banyak pula dampak negatif, baik dari sisi sosial, ekonomis maupun teknis.Baru-baru ini beberapa pemerintah daerah (setingkat dengan kabupaten atau kota madya) di Inggris melaporkan penyalahgunaan rute jalan oleh kendaraan berat (lori atau truk). Ternyata banyak diantara mereka menggunakan jalan pintas disaat terjebak kemacetan di jalan utama. Diberitakan bahwa para supir truk tersebut memperoleh arahan untuk menggunakan jalan alternatif dari fasilitas satnav di kendaraan mereka. Masalahnya: jalan alternatif yg dipakai adalah jalan yg berkelas lebih rendah dan dialokasikan untuk akses pemukiman. (Gambar diambil dari Transport Professional 2011) Tentu saja hal tersebut diatas menciptakan kemacetan baru di jalan alternatif, menurunnya kenyamanan penduduk lokal dan berkurangnya keselamatan pemakaian jalan. Bukan hanya itu, jalan pun menjadi lebih cepat rusak, karena tidak didesain untuk dilalui kendaraan berat. Secara umum, kerusakan jalan bisa meningkat 16 kali apabila beban yg lewat 2 kali lebih berat! Tentu saja hal ini berpengaruh terhadap alokasi dana untuk pemeliharaan dan perawatan jalan di pemerintah daerah. Oleh karena itu pemerintah daerah saat ini sedang mengusulkan ke Departemen Perhubungan untuk dberikan kewenangan langsung untuk menurunkan kelas jalan dan merevisi kelas jalan tersebut di database satnav. Diharapkan bahwa supir truk bisa menghindari jalan lokal tersebut baik pada saat mengikuti panduan satnav maupun disaat mengambil keputusan sendiri.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun