Mohon tunggu...
Daru Widyatmoko
Daru Widyatmoko Mohon Tunggu... -

Aku adalah OSIN, Orang Semarang in Nottingham. Dulu aku tinggal di Semarang namun sudah cukup lama tinggal dan bermukim di Nottingham, sebuah kota yang diselimuti legenda Robin Hood. Melalui media ini, aku akan mencoba untuk membagi cerita tentang situasi di mana aku berada, sekaligus berusaha menyimak perkembangan di tanah air tercinta. Sekiranya ada kekurangan dan kesalahan dalam penyampaian tulisan, mohon kritik dan sarannya. Terima kasih.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Jalan Beraspalpun bisa menjadi Sumber Energi

22 Maret 2011   22:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:32 653
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Teknologi lantai rumah pakai pemanas listrik itu sudah hal yang biasa di negara sub-tropis; sehingga terasa hangat di kaki pada saat musim dingin tiba. Begitu pula, lantai di depan Ka'bah ternyata pakai pendingin sehingga para jemaah haji atau umrah tidak kepanasan saat meraka tawaf (berjalan mengelilingi Ka'bah). Ternyata teknologi tidak berhenti disitu. Permukaan jalan yang beraspal-pun bisa dipasang sensor pendingin dan pemanas (semacam air conditioner, AC). Sebagaimana yang telah dicoba oleh perusahaan Belanda Ooms Averhorn bv di Scharwoude. Bahkan energi yang dihasilkan dari penyerapan panas dari sinar matahari ke aspal, bisa disimpan dan disalurkan ke rumah-2 di sekitar jalan sebagai pemanas. Bagaimana cara kerjanya? Pada lapisan aspal dipasang pipa-2 yang tersambung kepada saluran air bawah tanah. Gambar 1: Pemasangan sel penangkap tenaga surya (sumber: http://www.roadenergysystems.nl/) Pada musim panas, matahari 'membakar' permukaan jalan, sehingga suhu air di saluran bawah tanah pun ikut menjadi panas. Kemudian air tersebut disalurkan ke pusat penyimpanan panas dan disimpan selama beberapa bulan. Ketika musim gugur dan musim dingin tiba, air hangat disalurkan kembali ke dekat permukaan jalan sehingga menghindarkan pembentukan es di permukaan jalan. Kelebihan dari energi panas juga disalurkan ke bangunan huni di sekitar jalan tersebut.

13008331291987341863
13008331291987341863
Gambar 2: Pemanfaatan tenaga surya untuk pemanas atau pendingin rumah, bangunan ataupun perkerasan jalan itu sendiri (sumber: http://www.roadenergysystems.nl/) Keuntungan lainnya adalah dampak lingkungan. Proses tersebut ternyata dapat menurunkan kadar emisi CO2 sampai separuh dari sistem pemanas rumah konvensional; juga tentu saja mengurangi atau bahkan meniadakan penggunaan garam anti es. Sistem ini sudah dicoba dibeberapa lokasi di negara Belanda dan Inggris, dipasang dibawah permukaan perkerasan jalan ataupun lapangan parkir sekitar perkantoran, real-estate ataupun airport. Detail bisa dilihat di sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun