Sebagai pelengkap berita media massa, tulisan mengenai seorang tokoh memang selalu terasa lebih menyegarkan dan memberi nuansa yang berbeda dibandingkan dengan berita. Ulasannya yang mendalam, inspiratif, dan memiliki nilai human interest menjadikan tulisan ini selalu menarik perhatian pembaca.
Saya yakin ada banyak pembaca yang kemudian merasa tersentuh dan tergerak setelah membaca tulisan mengenai seseorang, mungkin termasuk Anda. Ini wajar, sebab selain karena si tokoh memang sangat inspiratif, kepiawaian penulis dalam menggali informasi dan menyajikannya dalam bentuk tulisan pun kadang memang jempolan, sehingga bisa langsung menohok emosi pembaca. Jadi di sini ada dua hal yang menjadi penentu apakah tulisan mengenai seseorang akan memiliki pengaruh bagi pembacanya atau tidak.
Semua Orang Bisa Menulis Sosok
Bagi seorang wartawan, menulis seorang tokoh untuk dijadikan sebagai karya jurnalistik mungkin merupakan hal biasa. Namun seiring dengan semakin berkembangnya dunia tulis-menulis di internet, kini menulis tentang seorang tokoh, saya rasa bukan lagi monopoli wartawan semata. Juga bukan monopoli media massa saja. Karena para ‘aktivis’ media sosial, blogger, dan kompasianer pun, bisa turut menuliskan orang yang dianggap pantas untuk disosokkan. Dan mengingat tidak adanya ikatan dengan perusahaan media, tulisan pun dapat lebih bebas baik dalam ukuran jumlah kata, pemilihan orang, dan waktu publikasi (karena tanpa harus melewati meja editor).
Tulisan mengenai seorang tokoh ini, di blog maupun di media sosial, disinyalir akan dapat lebih menarik perhatian pembaca karena sekarang tulisan-tulisan semacam ini telah menjadi bagian dari kebutuhan hidup; kebutuhan akan cerita, refleksi, dan inspirasi dari orang lain dan kebutuhan akan kabar baik di tengah kian riuhnya bad news sekarang ini. Karena itu, menjadi sebuah keniscayaan bagi seorang Kompasianer atau Blogger (yang ingin mengikat lebih banyak pembaca) untuk mulai merespon ‘kebutuhan’ tersebut. Yakni dengan menyisipkan konten tentang seseorang yang disosokkan dalam blognya.
Untuk itu, belajar dari orang yang telah berpengalaman dan punya jam terbang tinggi, harus segera dilakukan. Agar sebelum mulai menulis tentang seseorang tokoh, kita telah punya gambaran umum dan memahami teknik dasar, tips, dan triknya sehingga dapat menghasilkan tulisan tentang seorang tokoh yang baik –dan menarik.
Pepih Nugraha dalam hal ini bisa menjadi rujukan. “Orang Kompas” yang satu ini telah membagikan proses kreatifnya dalam menulis sosok melalui buku bertajuk Menulis Sosok Secara Inspiratif, Menarik, dan Unik. Sebenarnya agak telat jika membicarakan buku ini sekarang, karena buku tersebut telah lahir sejak tahun 2013 silam; tiga tahun yang lalu (hello! Ke mana aja selama ini?). Tapi mau bagaimana lagi, saya baru bertemu buku tersebut baru-baru ini.
Terlepas dari semua itu, saya merasa buku ini sangat penting dibicarakan dan dibaca kembali. Siapa tahu dengan begitu akan banyak muncul tulisan-tulisan mengenai seseorang yang sebenarnya tak kalah inspiratif dengan yang dikorankan. Alasan lain saya menulis tentang buku ini adalah karena bisa jadi masih banyak orang yang belum membaca buku tersebut, ataupun ulasannya. Sehingga pemciaraan tentangnya pun akan tetap relevan. Bukan begitu, kawan?
Selanjutnya, mari kita mengulik kembali buku termaksud dan inilah pelajaran menulis sosok secara inspiratif, menarik, dan unik dari Pepih Nugraha.
Hal-hal mendasar yang harus dilakukan untuk menghasilkan tulisan sosok yang baik dan menarik
Saya percaya, menulis tentang seseorang secara nyata bukanlah hal mudah--meski juga bukan merupakan hal sulit dan tak bisa dilakukan. Apalagi jika tulisan tersebut diekspektasikan akan menarik perhatian pembaca dan berhasil memengaruhinya. Karena itu, ada beberapa syarat yang harus dilakukan oleh seseorang yang ingin menguasai teknik menulis sosok. Di antaranya sebagai berikut.