Dengan adanya grup tersebut, kami hanya punya satu harapan, yakni agar bisa menulis setiap hari. Dalam kondisi apa pun. Sesibuk apa pun. Menulis, seperti halnya makan dan minum serta beribadah, adalah wajib hukumnya.Â
Bahkan dibaca atau tidak, bagus atau jelek, dikomentari atau tidak, dan diapresiasi atau tidak, kami tetap menyetorkan tulisan di grup tersebut. Barang siapa yang tidak menyetorkan tulisan sehari saja, maka akan dikeluarkan dari grup.Â
Hasilnya ternyata sangat mengejutkan.
Adanya grup yang hanya berisi dua orang tersebut (yang masing-masing bertindak sebagai admin sehingga bisa saling mengeluarkan dari grup bila tidak menyetorkan tulisan) ternyata mampu menjadi stimulus luar biasa bagi saya untuk kembali menulis. Grup WhatsApp "Dakwah Cinta" telah men-setting saya untuk terus-menerus menulis.Â
Sederhananya, DC adalah sistem yang kami buat sendiri untuk kemudian merepotkan kami sendiri karena harus menulis setiap hari. Haha
****
Lalu seiring berjalannya waktu kami pun mengajak orang lain untuk bergabung dalam grup tersebut. Semacam membuat pengumuman resmi perekrutan anggota baru. Secara moral, kami tidak punya tujuan besar dan ndakik-ndakik, melahirkan para penulis hebat misalnya. Hal semacam itu nyaris tidak pernah terbersit dalam pikiran kami.
Melainkan, kami hanya ingin berada dalam satu grup dengan orang-orang yang mempunyai gairah dalam dunia tulis-menulis. Apa pun agama, suku, pekerjaan, latar belakang organisasi mereka. Di dalam grup DC semua tulisan juga bebas nilai.Â
Grup DC dan Anggotanya
Apabila dilihat secara parsial dengan menggunakan kacamata personal, sebenarnya manfaat keberadaan grup DC akan kembali pada masing-masing anggota. Karena menulis dan tidak menulis, kalaupun harus disebut dalam satuan untung-rugi, yang akan merasakan dampaknya adalah anggota itu sendiri. Anggota lain tidak akan rugi ataupun untung. Begitu juga dengan (admin) DC. Singkatnya, Â DC tidak akan terpengaruh sama sekali atas keproduktifan anggotanya dalam menulis.
Hanya saja mungkin akan agak berbeda kalau keberadaan masing-masing anggota di grup DC dipandang dalam kacamata komunal. Keberadaan grup DC bisa membawa manfaat lain bagi anggota di samping terdorong untuk menulis setiap hari, yakni dapat membaca tulisan orang lain secara teratur setiap hari. Di samping itu, keberadaan  grup DC akan sangat memengaruhi semangat dan energi masing-masing orang untuk terus menulis.