Mohon tunggu...
Darul Azis
Darul Azis Mohon Tunggu... Administrasi - Wirausahawan

Wirausahawan yang terkadang menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seberapa Penting Menyebarkan Informasi Bencana?

29 November 2017   14:21 Diperbarui: 29 November 2017   16:59 2098
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banjir di ruas jalan lingkar utara [dok.detik.com]

Jogja dalam beberapa hari ini terus-menerus diguyur hujan. Bahkan hari ini, 28 November 2017, hujan turun seharian tanpa henti dan mengakibatkan banjir, tanah longsor, serta putusnya beberapa ruas jalan dan jembatan di beberapa wilayah. Atas kejadian itu, tentu kita semua berduka dan harus segera memikirkan upaya penanggulangannya secara bersama-sama.

Namun demikian, tanpa mengurangi empati terhadap para korban, agaknya kita perlu terlebih dahulu mengevaluasi kecenderungan kita dalam menyikapi bencana yang terjadi di Jogja dan mungkin juga wilayah-wilayah lain di Indonesia. Terutama berkaitan dengan penyebaran informasi bencana, baik di media sosial maupun grup-grup percakapan (WA misalnya). Saya bisa memastikan, hari ini Anda sudah menerima banyak sekali kiriman foto, video, dan pesan siaran mengenai bencana alam.

Bencana, biar bagaimanapun memang berbahaya bagi manusia dan dengan demikian harus diantisipasi. Salah satu caranya ialah dengan memberi peringatan dini kepada masyarakat yang berada di titik-titik lokasi rawan bencana. Tujuannya tak lain ialah agar masyarakat di lokasi tersebut bersiap-siap untuk menghadapi kemungkinan risiko yang mungkin terjadi setiap saat, termasuk di antaranya ketika harus mengungsi.

Kita beruntung, berkat kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, penyebaran informasi peringatan bencana itu dapat semakin cepat dan mudah diterima. Namun di situlah terkadang blunder itu muncul. Informasi ihwal bencana kemudian berseliweran tanpa henti. Hampir semua orang ingin terdepan mengabarkan. Kalau kabar itu merupakan liputan langsung, barangkali akan sangat bisa diterima. Bahkan akan sangat bermanfaat karena akan menambah data pihak terkait dalam upaya menginventarisasi wilayah terdampak bencana. 

Namun sayangnya, tidak sedikit yang kemudian menyebarkan informasi hanya berdasarkan kabar siaran yang sumbernya pun tidak diketahui. Bahkan banyak yang kemudian terindikasi hoaks atau tidak relevan. Misalnya mengatakan bahwa sebuah foto/video diambil di Jogja tapi sebenarnya terjadi luar negeri.

Akibatnya, informasi-informasi itu bukannya berguna malah semakin memperkeruh keadaan. Masyarakat panik, takut, dan tidak tenang. Hari ini pun sudah ada banyak sekali berita-berita hoaks berkaitan dengan bencana, yang disebarkan bahkan oleh orang-orang terdidik. Itu yang kemudian membuat saya percaya bahwa hoaks memang tak kenal tingkat pendidikan. Mungkin salah satunya disebabkan oleh besarnya nafsu untuk menjadi yang terdepan dalam menyebarkan  informasi.

Untuk itu, melalui tulisan ini saya ingin mengingatkan kepada teman-teman semua agar dapat lebih arif dalam menyikapi setiap informasi yang diterima berkaitan dengan bencana alam. Saring sebelum sharing. Pastikan terlebih dahulu kebaikan, kebenaran, relevansi, dan kebermanfaatannya. Janganlah menjadi bagian dari orang yang memperkeruh suasana. Atau agar lebih pasti, berpeganglah pada informasi resmi yang disiarkan oleh pemerintah seperti BNPB, BPBD, dan BMKG.

Setelah Menyebarkan Informasi, Mari Beraksi

Menyebarkan informasi bencana secara valid di sekitar kita barangkali memang penting. Tapi ingat, masih ada hal lain yang tak kalah penting untuk dilakukan.  Aksi. Ya, aksi. Karena tanpa itu semua, kita tak ubahnya sedang berilusi merasa sudah melakukan sesuatu namun yang terjadi sebenarnya justru nihil.

Sampai saat tulisan ini dibuat, jumlah wilayah dan korban terdampak bencana semakin bertambah. Bahkan tidak sedikit yang kemudian harus mengungsi terutama mereka yang tinggal di wilayah pesisir, bantaran kali, dan titik rawan longsor. Jika dalam beberapa hari ke depan kondisinya masih sama atau bahkan semakin menburuk, bukan tidak mungkin statusnya akan dinaikkan sebagai bencana nasional.

Oleh karenanya, kita perlu segera mengambil tindakan nyata guna mengatasi persoalan ini. Lakukan sesuatu, sekecil apa pun itu. Para korban membutuhkan bantuan makanan, pakaian, peralatan sekolah, dukungan moral, dan biaya untuk memperbaiki tempat tinggal yang rusak. Mereka, saudara-saudara kita itu, membutuhkan bantuan dengan segera. Kita yang kebetulan sedang beruntung tidak terkena dampak harus segera membantunya. Tidak sekadar dengan doa. Karena kalau sekadar doa, tentu doa mereka jauh lebih mujarab.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun