Mohon tunggu...
Daru Sewoko
Daru Sewoko Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Saya Daru Sewoko Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perubahan Perilaku Konsumen di Tengah Pandemi Covid19 dalam Perspektif Islam

7 April 2021   17:50 Diperbarui: 7 April 2021   18:10 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Adanya pandemi  virus Covid19 ini membuat masyarakat memunculkan perubahan perilaku konsumen dan mulai beradaptasi dengan kehidupan sehar-hari karena aktivitas diluar ruangan dibatasi dan sebagian besar kegiatan dilakukan secara online .Perilaku konsumen sendiri memiliki arti sebagai proses dan aktivitas ketika seseorang berhubungan dengan pencarian, pemilihan, pembelian, penggunaan, serta pengevaluasian produk dan jasa demi memenuhi kebutuhan dan keinginan, konsumen pada saat ini juga cenderung tidak melihat nilai suatu barang daripada harga barang itu sendiri.

Dampaknya pelaku bisnis memanfaatkan online shop dalam beberapa bidang seperti alat komunikasi, aksesoris, dan fashion. dan adanya perubahan sosial di masyarakat dan lingkungan ekonomi akan berdampak pada perubahan gaya hidup dari generasi ke generasi khususnya dikalangan remaja, contoh halnya seperti pakaian (fashion) merupakan gaya hidup bagi mereka, mereka selalu mengikuti trend yang ada atau sering berganti pakaian ketika ada model terbaru. Mereka berganti-ganti pakaian bukan karena kebutuhan melainkan karena gaya hidup mereka yang bila tidak mengikuti trend bisa dikatakan tidak gaul atau merasa dirinya rendah .

Mereka mempunyai barang- barang tersebut hanya untuk mengikuti trend saja sama halnya dengan pemborosan, islam tidak membenarkan membelanjakan uang dengan melebihi batas kewajaran karena sikap boros bertentangan dengan paham istihkla' harta majikannya Allah. Padahal yang sedemikian itu dalam Islam sudah dijelaskan dalam Ayat mubazir di QS Al-Isra (17): 26-27 yang sering kita dengarkan ini cukup menjadikan bulu roma merinding terutama ketika sampai kepada ayat yang berbunyi: "inna al-mubadziriina kaanuuu ikhwaana asy-syaathiin" (sesungguhnya pemboros -- pemboros itu adalah saudara -- saudara setan). Bayangkan saja dengan menyia-nyiakan apa yang kita miliki bisa disebut sebagai saudara -- saudara setan.  Selain itu di dalam Al-Quran, Allah SWT berfirman, Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS al-A'raf [7]: 31). Bahkan, teladan agung kita, Rasulullah SAW, bersabda, Jauhilah gaya hidup bermewahan. Sesungguhnya hambahamba Allah itu bukan orang-orang yang bermewahmewahan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun