Biaya pemakaian fasilitas video streaming dengan kartu Halo keluaran Telkomsel melalui Blackberry ternyata cukup mahal meski dalam promosinya tarifnya terkesan sangat murah, hanya Rp5/KB.
[caption id="attachment_153010" align="alignnone" width="500" caption="GRHA TELKOM. Informasi yang tak sampai ke konsumen seringkali merugikan pelanggan, dan pada gilirannya bisa merugikan corporate. (Foto: Koprol)"][/caption] Saya sungguh terkejut ketika membuka billing kartu Halo Telkomsel saya melalui ATM BCA untuk pembayaran bulan Desember 2011, pada 17 Desember 2011 lalu. Biasanya, tagihan bulanan kartu Halo saya (+62811166***) di kisaran Rp250 ribu hingga Rp350 ribu. Itu sudah termasuk tarif paket Blackberry unlimited, di luar video streaming.
Namun, tiba-tiba tagihan membengkak 10 kali lipat menjadi Rp3.378.126. Memang, bulan November sebelumnya, tagihan saya sempat sebesar Rp588.587. Itu karena pada bulan Oktober saya pergi ke Malaysia, sehingga terkena biaya roaming internasional sebesar Rp579.567 (tapi kemudian didiskon, karena saya menggunakan paket unlimited Blackberry selama tiga hari).
Setelah saya cetak billing di Grapari, Grha Telkom, BSD, Tangerang Selatan, pada 28 Desember 2011, saya mendapat penjelasan dari Tika, customer service, bahwa tagihan bulan Desember membengkak karena pemakaian fasilitas video streaming hingga Rp2.981.870.
Memang, saya sering menggunakan fasilitas video streaming, seperti untuk mendengarkan lagu-lagu atau melihat cuplikan film, tapi saya tak menyangka semahal itu biayanya. Apalagi, usai menggunakan fasilitas tersebut jika kita cek tarif pemakaian dengan memencet *887# tidak muncul tagihan. Saya hanya bisa mengira-ira, untuk biaya mengunggah satu lagu berdurasi sekitar 4-5 menit, misalnya, biayanya sekitar Rp40 ribuan.
Walaupun begitu, saya tetap akan memenuhi kewajiban saya itu. Namun, saya merasa keberatan jika harus membayar tunai tagihan sebesar itu. Sebab, selain nomor itu, saya juga menggunakan tiga nomor lain (juga kartu Halo) untuk keluarga. Selama sekitar tiga tahun menggunakan kartu Halo, saya tidak mengalami masalah, sehingga saya sampai menggunakan kartu produk Telkomsel itu hingga empat nomor.
“Bagaimana, kalau pembayarannya diangsur, apa bisa?” tanya saya.
“Ya, bisa, Pak. Pembayarannya bisa dilakukan di Grapari,” tutur Tika yang keberatan ketika saya meminta bertemu dengan pimpinan Grapari BSD atau sekadar minta nomor kontaknya.
“Kalau saya angsur tiga kali, bisa?”
“Bisa, Pak. Tapi risikonya kartu Bapak nanti diblokir. ”
“Ok, nggak masalah diblokir, karena saya juga akan mempertimbangkan untuk menutup keempat nomor kartu Halo saya, setelah melunasi semua tagihan,” jawab saya sembari mengucapkan terima kasih atas penjelasannya dan langsung cabut dari Grapari.
Mungkin ini kebodohan atau ketelodoran saya tidak melakukan cross check secara detail informasi tagihan per pemakaian, sehingga tahu-tahu tagihan sudah sebesar itu. Semoga kejadian yang saya alami tidak terjadi ke pelanggan lain. (*)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI