Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak. (Darto, 22 Oktober 2024)

Menulis sebagai salah satu cara untuk healing :)

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

86 Juta Pekerjaan akan Hilang karena Transformasi AI

16 Desember 2024   10:54 Diperbarui: 16 Desember 2024   10:54 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kecerdasan buatan (AI) telah menjadi bagian integral dari kehidupan kita, mempengaruhi berbagai aspek mulai dari cara kita bekerja hingga bagaimana kita berinteraksi dengan teknologi. Namun, di balik manfaat yang ditawarkannya, terdapat dampak sosial yang signifikan, khususnya terkait dengan pengangguran dan disparitas. Artikel ini akan membahas isu-isu tersebut dengan bahasa yang sederhana dan jelas, serta memberikan pemahaman tentang pentingnya menyikapi perkembangan AI secara bijak.

Mari kita pahami terlebih dahulu apa itu AI. Kecerdasan buatan adalah teknologi yang memungkinkan mesin untuk meniru fungsi kognitif manusia, seperti belajar, berpikir, dan mengambil keputusan. Bayangkan AI seperti asisten pribadi yang sangat cerdas, ia bisa membantu kita menyelesaikan tugas-tugas rutin dengan cepat dan efisien. Namun, seiring dengan kemajuan ini, muncul pertanyaan,  Apakah kehadiran AI akan menggantikan peran manusia di tempat kerja?

Menurut laporan dari Lembaga Dana Moneter Internasional (IMF), diperkirakan bahwa 40 persen pekerjaan dapat hilang akibat otomatisasi yang dilakukan oleh AI. Pekerjaan-pekerjaan yang paling rentan adalah yang membutuhkan keterampilan rendah, seperti di sektor jasa dan manufaktur. Misalnya, pekerjaan sebagai petugas parkir atau kasir kini semakin banyak digantikan oleh mesin otomatis. Apakah Anda pernah berpikir tentang bagaimana pekerjaan-pekerjaan ini akan berubah di masa depan?

Ketika kita berbicara tentang 40 persen pekerjaan yang mungkin hilang, kita mengacu pada kemungkinan bahwa banyak pekerjaan yang saat ini dilakukan oleh manusia akan digantikan oleh mesin atau program komputer yang cerdas. Bayangkan Anda memiliki sebuah pabrik roti. Jika Anda menggunakan mesin otomatis untuk menguleni adonan dan memanggang roti, Anda mungkin tidak lagi membutuhkan sebanyak mungkin karyawan untuk melakukan tugas-tugas tersebut. Ini adalah contoh nyata dari bagaimana AI dan otomatisasi dapat menggantikan pekerjaan manusia.

AI dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu dengan lebih cepat dan efisien dibandingkan manusia. Misalnya, mesin dapat bekerja tanpa lelah selama 24 jam sehari, sementara manusia membutuhkan istirahat. Selain itu, AI dapat melakukan pekerjaan yang bersifat rutin dan repetitif dengan tingkat akurasi yang tinggi. Namun, dampak dari perubahan ini bisa sangat besar, terutama bagi mereka yang bekerja di sektor-sektor yang rentan terhadap otomatisasi.

Apa saja yang paling mungkin tergantikan? Ini adalah list 10 pekerjaan yang paling mungkin tergantikan (10 contoh pekerjaan yang berisiko tinggi untuk tergantikan oleh AI) Profesi Anda ada disini? 

  • Kasir. Banyak toko kini menggunakan mesin kasir otomatis yang dapat menghitung total belanja tanpa bantuan manusia.
  • Petugas Parkir. Sistem parkir pintar dapat mengatur tempat parkir tanpa memerlukan petugas.
  • Pekerja Pabrik. Robot industri sudah banyak digunakan untuk merakit produk di pabrik.
  • Penerjemah. Aplikasi penerjemahan berbasis AI semakin akurat dan cepat dalam menerjemahkan teks.
  • Customer Service. Chatbot AI dapat menjawab pertanyaan pelanggan tanpa perlu melibatkan manusia.
  • Agen Perjalanan. Banyak orang kini menggunakan aplikasi untuk merencanakan perjalanan mereka sendiri tanpa bantuan agen.
  • Pengemudi Taksi. Mobil otonom (tanpa pengemudi) mulai diuji coba di beberapa kota besar.
  • Penulis Konten Sederhana. AI dapat menghasilkan artikel atau konten dasar secara otomatis.
  • Analis Data Rutin. Program AI dapat menganalisis data dalam jumlah besar dengan cepat dan akurat.
  • Pekerja Gudang: Robot pengantar barang sudah mulai digunakan di banyak gudang untuk mengambil dan mengantarkan barang.

Dampak dari hilangnya pekerjaan ini bisa sangat luas. Bagi banyak orang, kehilangan pekerjaan berarti kehilangan sumber pendapatan, yang dapat menyebabkan kesulitan ekonomi. Selain itu, jika hanya sebagian orang yang memiliki keterampilan untuk bekerja dengan teknologi baru, maka akan terjadi ketimpangan sosial antara mereka yang memiliki keterampilan tinggi dan mereka yang tidak.

Meskipun banyak pekerjaan yang hilang akibat otomatisasi dan kecerdasan buatan (AI), penting untuk diingat bahwa teknologi ini juga menciptakan peluang baru. Menurut laporan dari World Economic Forum (WEF), diperkirakan sekitar 69 juta pekerjaan baru akan tercipta pada tahun 2027, terutama di bidang teknologi informasi dan analisis data. Mari kita jelaskan lebih rinci tentang hal ini dengan bahasa yang sederhana agar lebih mudah dipahami.

Ketika teknologi berkembang, kebutuhan akan keterampilan baru juga meningkat. Bayangkan sebuah pabrik yang sebelumnya hanya menggunakan tenaga manusia untuk semua prosesnya. Ketika mereka mulai menggunakan mesin otomatis, mereka tidak hanya mengurangi jumlah pekerja, tetapi juga membutuhkan orang-orang yang dapat mengoperasikan dan memelihara mesin tersebut. Ini adalah contoh bagaimana AI dapat menciptakan pekerjaan baru meskipun beberapa pekerjaan lama hilang.

Apa saja? Berikut adalah 10 contoh pekerjaan baru yang diperkirakan akan muncul akibat perkembangan AI dan teknologi informasi:

  • Spesialis Kecerdasan Buatan (AI). Profesional yang merancang dan mengembangkan algoritma AI untuk berbagai aplikasi, dari chatbots hingga sistem rekomendasi.
  • Analis Data: Orang yang menganalisis data besar untuk membantu perusahaan membuat keputusan berdasarkan informasi yang akurat.
  • Insinyur Machine Learning. Mereka yang mengembangkan model pembelajaran mesin yang memungkinkan komputer belajar dari data tanpa diprogram secara eksplisit.
  • Analis Keamanan Siber. Spesialis yang melindungi sistem komputer dari serangan dan ancaman keamanan.
  • Pengembang Aplikasi Mobile. Profesional yang menciptakan aplikasi untuk perangkat seluler, terutama dalam konteks e-commerce dan layanan berbasis AI.
  • Spesialis Keberlanjutan (Sustainability Specialist). Pekerja yang fokus pada pengembangan solusi ramah lingkungan menggunakan teknologi modern.
  • Manajer Proyek Digital. Orang yang mengelola proyek-proyek terkait teknologi, memastikan bahwa semua aspek proyek berjalan lancar.
  • Desainer Pengalaman Pengguna (UX Designer): Profesional yang merancang antarmuka pengguna agar lebih intuitif dan mudah digunakan, terutama dalam aplikasi berbasis AI.
  • Konsultan Transformasi Digital: Mereka membantu perusahaan beradaptasi dengan perubahan teknologi dan mengimplementasikan solusi digital.
  • Pakar Big Data: Spesialis yang menangani analisis data besar untuk membantu organisasi memahami tren dan pola dalam data mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun