Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak. (Darto, 22 Oktober 2024)

Menulis sebagai salah satu cara untuk healing :)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Berpikir Kreatif, Logis, dan Sistematis di Era Digital dengan Computational Thinking

11 Desember 2024   10:49 Diperbarui: 11 Desember 2024   10:49 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pernahkah kamu bermain puzzle? Atau mencoba menemukan jalan terpendek untuk pergi ke sekolah? Tanpa kamu sadari, saat itu kamu sedang menggunakan kemampuan yang disebut Computational Thinking atau Berpikir Komputasional.

Apa itu Computational Thinking? Bayangkan kamu ingin membuat kue. Kamu punya resep, tapi kamu harus mengikuti langkah-langkahnya dengan benar, kan? Nah, Computational Thinking itu seperti membuat resep, tapi bukan untuk kue, melainkan untuk menyelesaikan masalah.

Computational Thinking adalah cara berpikir yang kita gunakan untuk memecahkan masalah menjadi bagian-bagian kecil, lalu menyusunnya kembali menjadi solusi yang logis dan efektif. Ini seperti merakit puzzle, di mana kita harus mencari potongan-potongan yang tepat dan menyusunnya dengan urutan yang benar agar gambarnya lengkap. Jadi, apa sebenarnya Computational Thinking itu? Sederhananya, Computational Thinking adalah cara kita memecahkan masalah dengan menggunakan logika dan langkah-langkah yang sistematis, seperti yang dilakukan oleh komputer.

Mengapa kita perlu belajar Computational Thinking? Di era digital seperti sekarang, kemampuan ini sangat penting. Bayangkan seperti ini, jika kamu ingin membuat sebuah kue, kamu pasti akan mengikuti resep dengan langkah-langkah yang jelas, bukan? Nah, Computational Thinking juga seperti itu, kita akan memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil, mencari pola, dan membuat langkah-langkah yang jelas untuk menyelesaikannya.

Ada beberapa dasar Computational Thinking, salah satunya mengenai dekomposisi atau memecah masalah menjadi bagian-bagian kecil. Pernahkah kamu mencoba merakit mainan? Kamu pasti akan melihat petunjuk yang menunjukkan langkah-langkah untuk merakit mainan tersebut, bukan? Nah, itu adalah contoh dekomposisi. Kita memecah masalah besar (merakit mainan) menjadi bagian-bagian kecil (merakit setiap bagian).

Selain dekomposisi, dasar yang lain adalah tentang pengenalan pola atau menemukan kemiripan. Perhatikan pola pada lantai keramik di rumahmu. Atau coba perhatikan pola pada daun-daun pohon. Kita sering menemukan pola dalam kehidupan sehari-hari. Dalam Computational Thinking, kita dilatih untuk mengenali pola-pola ini untuk membantu kita menyelesaikan masalah.

Ada pula tentang abstraksi, yaitu mengambil inti masalah. Saat kamu membaca sebuah peta, kamu tidak melihat setiap rumah atau pohon. Peta hanya menunjukkan hal-hal yang penting, seperti jalan, sungai, dan kota. Ini adalah contoh abstraksi. Kita mengambil inti dari suatu masalah dan mengabaikan detail yang tidak relevan.

Yang tak kalah penting adalah algoritma. Ini mengajarkan tentang langkah-langkah penyelesaian masalah. Resep masakan adalah contoh yang bagus untuk algoritma. Resep memberikan langkah-langkah yang harus diikuti secara berurutan untuk membuat makanan. Dalam Computational Thinking, algoritma adalah urutan langkah-langkah yang jelas untuk menyelesaikan suatu masalah.

Computational Thinking dapat diterapkan dalam dunia pendidikan. Banyak sekolah sekarang mulai mengajarkan Computational Thinking. Dengan belajar membuat program sederhana, siswa dilatih untuk berpikir logis, kreatif, dan sistematis. Kenapa Computational Thinking Penting di Sekolah? Karena Computational Thinking mampu mengajarkan siswa agar bisa berpikir Logis. Contoh, ketika kita mau menyeberang jalan, kita harus berpikir logis "Kapan lampu hijau menyala? Apakah ada kendaraan yang lewat?" Dalam membuat program, kita harus memberikan perintah yang logis agar komputer bisa menjalankan tugasnya.

Selain bisa bepikir logis, siswa juga bisa berpikir kreatif dan dan berpikir sistematis. Misal, saat membuat mainan dari kardus, kita harus berpikir kreatif untuk mengubah kardus menjadi bentuk yang menarik. Dalam pemrograman,  siswa bisa membuat program yang unik dan inovatif dengan cara menggabungkan berbagai perintah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun