Salah satu daya tarik utama dari AI adalah kemampuannya untuk mengambil alih tugas-tugas yang repetitif, memberikan ruang bagi pekerja untuk fokus pada hal-hal yang lebih penting. Hal ini tentu saja membawa keuntungan besar, terutama di bidang produktivitas dan kolaborasi. Banyak hal yang dimudahkan dengan adanya AI. Apa saja itu? Kita bahas disini.
Di balik kecanggihan AI, banyak dari kita mungkin masih belum sepenuhnya memahami bagaimana AI bekerja di balik layar atau bagaimana alat-alat ini dapat diterapkan di lingkungan kerja sehari-hari. Maka, penting untuk menggali lebih dalam manfaat AI yang sudah diterapkan di berbagai bidang di seluruh muka bumi, termasuk di Indonesia.
Pertama, mari kita bahas chatbot. Sepertinya Chatbot ini jadi primadona saat tulisan ini dibuat. Mungkin kita sering melihat chatbot di berbagai situs web atau platform perpesanan. Teknologi ini dirancang untuk menanggapi pertanyaan atau memberikan informasi secara instan kepada pengguna, tanpa perlu menunggu tanggapan dari manusia. Chatbot AI kini dapat memberikan layanan pelanggan yang lebih cepat dan lebih efisien, memungkinkan bisnis untuk menghemat waktu dan tenaga.
Di Indonesia sendiri, beberapa bank besar telah mengadopsi chatbot untuk melayani nasabah mereka. Contohnya, Bank BCA memperkenalkan VIRA, chatbot yang tersedia di aplikasi Messenger, Line, dan Google Assistant. VIRA memungkinkan nasabah untuk memeriksa saldo, melakukan transaksi sederhana, atau mendapatkan informasi tentang layanan BCA hanya dengan mengetik pertanyaan di perangkat mereka. Tanpa perlu berbicara langsung dengan customer service, nasabah bisa mendapatkan jawaban dalam hitungan detik.
Selain itu, chatbot juga semakin digunakan di e-commerce, terutama dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan dasar seperti status pengiriman barang, informasi produk, atau cara pengembalian barang. Dengan adanya chatbot, pelanggan tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan mereka, yang pada akhirnya meningkatkan pengalaman pengguna secara keseluruhan. Hidup terasa makin mudah, bukan ?
Di lingkungan kerja modern, salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana mengelola proyek dengan efektif, terutama saat bekerja dalam tim yang tersebar atau hybrid (apalagi jika tersebar diseluruh Indonedia yang terpisah dengan lautan). Di sinilah alat manajemen proyek berbasis AI datang sebagai solusi. AI dapat membantu mengatur, memprioritaskan, dan melacak berbagai tugas dalam satu proyek, sehingga tim dapat bekerja lebih terorganisir dan efisien.
Salah satu contoh yang banyak digunakan di Indonesia adalah Asa**, sebuah platform manajemen proyek yang berbasis AI. Alat ini memungkinkan tim untuk berkolaborasi dengan lebih mudah, mengatur tugas, dan memonitor progres proyek secara real-time. Selain itu, Asa** juga menggunakan algoritma AI untuk menganalisis data proyek dan memberikan rekomendasi terkait penjadwalan atau prioritas tugas. Dengan adanya AI, perencanaan proyek menjadi lebih adaptif dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan tim.
Bagi banyak perusahaan, Asa** dan platform sejenis telah menjadi solusi yang tak tergantikan. Misalnya, perusahaan startup teknologi di Indonesia sering menggunakan alat seperti ini untuk berkolaborasi dalam tim lintas departemen. Peran AI memastikan bahwa setiap anggota tim mendapatkan informasi yang sama secara cepat dan akurat, sehingga mengurangi risiko miskomunikasi atau kesalahan dalam pelaksanaan proyek. Bisa kita bayangkan betapa ribetnya kalau tanpa AI , kan?
Tugas administratif seperti mengelola email sering kali menyita banyak waktu dan banyak tenaga (SDM). Di sinilah AI dapat memberikan kontribusi yang cukup besar. Alat otomatisasi email berbasis AI seperti M**lb**ler atau Sa**B*x dapat membantu menyortir email, menandai pesan penting, dan bahkan menyusun draf balasan secara otomatis. Dengan alat-alat ini, pekerja tidak lagi perlu membuang banyak waktu hanya untuk memfilter pesan masuk atau mencari email yang relevan.
Misalnya, Sa**B*x adalah alat yang secara otomatis memilah email yang masuk ke dalam beberapa kategori berdasarkan prioritasnya. Email yang mendesak akan ditempatkan di kotak masuk utama, sementara yang kurang penting atau bersifat promosi akan dipindahkan ke folder terpisah. Hasilnya, pekerja bisa lebih fokus pada tugas inti tanpa terganggu oleh banjir email yang tidak penting.