Mohon tunggu...
A Darto Iwan S
A Darto Iwan S Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis bukan karena tahu banyak, tapi ingin tahu lebih banyak.

Menulis sebagai salah satu cara untuk healing :)

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Mendidik Anak Mengenai AI, Orang Tua Bijak di Tengah Teknologi Canggih

20 September 2024   08:50 Diperbarui: 27 September 2024   13:33 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak Sekolah (karya sendiri)

Di tengah kemajuan teknologi, kecerdasan buatan (AI) semakin dekat dengan kehidupan kita sehari-hari. Kita mungkin sering mendengar bagaimana anak-anak kita menggunakan AI, baik itu melalui aplikasi di smartphone atau alat bantu belajar. Tapi, apakah kita sudah yakin bahwa mereka tahu cara menggunakannya dengan benar?.

Apakah anak kita sudah menggunakan AI dengan cara yang benar? Atau memanfaatkannya dengan cara yang salah dan bisa mengakibatkan dampak negatif?

Sebagai orang tua, tugas kita tidak hanya memastikan anak-anak memiliki akses pada teknologi terkini. Lebih dari itu, kita juga harus mendampingi mereka agar dapat memanfaatkan teknologi tersebut secara bijak. Di sinilah pentingnya mengajarkan etika penggunaan AI kepada siswa dan mahasiswa.

Langkah pertama yang bisa kita lakukan adalah memberikan pemahaman dasar mengenai apa itu AI. Tak perlu istilah teknis yang rumit. Cukup jelaskan kan, bahwa AI adalah program komputer yang dirancang untuk berpikir dan belajar seperti manusia, namun tetap memerlukan bimbingan atau panduan dari kita.

Anak-anak perlu memahami bahwa AI bukan sekadar alat, tetapi sesuatu yang memiliki dampak besar pada kehidupan. Jika mereka menggunakannya secara tidak bijak, dampaknya bisa merugikan orang lain, bahkan diri mereka sendiri. Contohnya, bagaimana AI bisa digunakan untuk menyebarkan informasi yang salah, atau bahkan menciptakan hoaks.

Ketika siswa atau mahasiswa memahami potensi dan risiko AI, mereka lebih cenderung menggunakan teknologi ini dengan lebih hati-hati. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menanamkan nilai-nilai tanggung jawab sejak dini. Kita bisa mulai dengan mendiskusikan contoh-contoh nyata yang terjadi di sekitar kita.

Misalnya, fenomena deepfake yang semakin marak belakangan ini. Deepfake adalah contoh penggunaan AI yang mampu memanipulasi video sehingga terlihat seperti asli. Anak-anak perlu tahu bahwa teknologi ini bisa sangat berbahaya jika digunakan tanpa memperhatikan etika.

Setelah memberikan contoh nyata, ajak mereka untuk berpikir kritis tentang bagaimana seharusnya AI dimanfaatkan. Bimbing mereka untuk selalu mempertanyakan apakah tindakan mereka akan membawa kebaikan bagi orang lain atau justru sebaliknya. Etika tidak hanya tentang aturan, tetapi juga tentang empati dan tanggung jawab sosial.

Sebagai orang tua, kita juga perlu menjadi contoh dalam hal penggunaan teknologi. Sering kali, anak-anak belajar dari apa yang kita lakukan, bukan hanya dari apa yang kita katakan. Jika kita menunjukkan cara memanfaatkan AI dengan bijak, mereka akan mengikuti jejak kita.

Di era serba cepat ini, tak mudah memang untuk terus memantau setiap tindakan anak kita di dunia digital. Namun, kita bisa menciptakan ruang diskusi di rumah, di mana mereka merasa nyaman untuk berbicara tentang teknologi yang mereka gunakan. Saat mereka terbuka, kita bisa dengan lebih mudah mengarahkan mereka ke jalur yang benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun