Mohon tunggu...
Keke Rianata Vamela
Keke Rianata Vamela Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

pemula yang ingin belajar dunia penulis

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Resensi Novel "Namaku Alam"

9 November 2024   10:25 Diperbarui: 9 November 2024   10:32 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

1.  Identitas Buku

  • Judul Buku: Namaku Alam
  • Pengarang: Leila S. Chudori
  • Penerbit: PT. Gramedia
  • Tahun terbit: 2023
  • Jumlah halaman: 424
  • Nomor ISBN: 978-623-134-082-5

2. Sinopsis

Dalam novel Namaku Alam karya Leila S. Chudori, kisah berfokus pada Alam, seorang anak yang terjebak dalam stigma sebagai "anak pengkhianat negara" akibat latar belakang keluarganya sebagai simpatisan Gerakan 30 September 1965 (G30S PKI). Alam, yang memiliki kemampuan photographic memory, mengingat kejadian traumatis dalam hidupnya, seperti penggeledahan rumahnya saat ia masih kecil. Dalam perjalanannya, ia menjalin persahabatan dengan Bimo, anak seorang simpatisan PKI yang terpaksa tinggal di luar negeri. Melalui hubungan mereka, novel ini mengeksplorasi tema toxic masculinity dan dinamika persahabatan laki-laki, sambil menggambarkan kekuatan karakter perempuan dalam kehidupan Alam.

Leila berhasil mengangkat isu sejarah yang sering terabaikan, yaitu dampak sosial dan psikologis yang dialami keluarga simpatisan PKI, sambil menambahkan elemen romansa masa SMA antara Alam dan Dara, yang berasal dari latar belakang sosial yang berbeda. Meskipun konflik dalam novel ini lebih bersifat internal dan berkisar pada identitas Alam, penulis berhasil menampilkan kedalaman emosional dan kompleksitas karakter yang terpengaruh oleh tragedi sejarah.

 

 

3.Kelebihan

Salah satu kelebihan karya ini adalah kemampuan pengarang dalam menarik perhatian  pembaca terhadap kejamnya zaman, khususnya yang berkaitan dengan masa Orde Baru, dengan memperkenalkan kemampuan ingatan fotografis tokoh protagonis dalam penyajian cerita. Ini akan menjadi lebih unik. Penulis juga berhasil mengenalkan pembaca pada konsep-konsep sejarah baru dan mendorong mereka untuk terlibat lebih dalam dengannya. Novel ini berhasil menyampaikan permasalahan dan situasi yang dihadapi tokoh utama Segara Alam akibat ayahnya kabur dari rumah. Pembaca dapat memposisikan dirinya saat membaca.

 4.Kekurangan

Penyajian narasinya tidak seimbang dan hanya berfokus pada satu tokoh antagonis.

 Oleh karena itu, hal ini dianggap sebagai akar penyebab pengucilan sosial (proses atau tindakan di mana individu atau kelompok dikecualikan atau dikecualikan dari  keanggotaan, hak, atau partisipasi dalam  komunitas atau aktivitas tertentu)  yang dialami oleh tokoh protagonis setiap kali terjadi konflik. Selain itu, peristiwa-peristiwa penting seperti pelarangan buku dan perburuan buku hanya disebutkan secara singkat dan tidak dijelaskan secara rinci.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun