Sumpah Palapa adalah sebuah ikrar yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada dari Kerajaan Majapahit, telah menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Nusantara. Ikrar ini tidak hanya menjadi simbol ambisi bagi  seorang pemimpin, tetapi juga menjadi pendorong utama dalam upaya menyatukan wilayah-wilayah yang kini kita kenal sebagai Indonesia. Melalui sumpah ini, Gajah Mada telah meletakkan dasar-dasar bagi terbentuknya suatu wilayah yang luas dan bersatu, yang pengaruhnya masih terasa hingga saat ini. Gajah Mada, dengan visi yang luas, melihat potensi besar dalam menyatukan wilayah-wilayah yang tersebar dan membentuk sebuah kesatuan yang kuat. Melalui sumpahnya, ia menegaskan tekadnya untuk tidak menikmati makanan yang berasa (palapa) sebelum berhasil menaklukkan seluruh Nusantara.
Sumpah Palapa, yang artinya "palapa" tidak akan dinikmati sebelum seluruh Nusantara berada di bawah kekuasaan Majapahit, menjadi semangat bagi ekspansi wilayah kerajaan. Gajah Mada, dengan tekad yang kuat, berhasil menaklukkan berbagai kerajaan dan wilayah di Nusantara. Proses penaklukan ini secara tidak langsung membentuk batas-batas wilayah kekuasaan Majapahit yang kian meluas. Wilayah-wilayah yang sebelumnya terpisah-pisah, lambat laun terintegrasi ke dalam satu kesatuan politik yang lebih besar.
Pengaruh Sumpah Palapa terhadap delineasi wilayah Nusantara :
1. Â Ekspansi Teritorial, sumpah Palapa menjadi pengesahan bagi ekspansi wilayah Majapahit. Dengan semangat untuk menyatukan Nusantara, Gajah Mada dan pasukannya melakukan berbagai ekspedisi militer untuk menaklukkan kerajaan-kerajaan lain. Proses penaklukan ini secara langsung memperluas wilayah kekuasaan Majapahit dan membentuk batas-batas teritorial yang baru. Berbagai kerajaan dan wilayah di Nusantara, mulai dari Sumatera hingga Papua, menjadi target penaklukan. Hal ini secara langsung memperluas wilayah kekuasaan Majapahit dan menciptakan sebuah entitas politik yang besar dan berpengaruh di kawasan Asia Tenggara.
2. Setelah berhasil menaklukkan berbagai wilayah, Majapahit kemudian berupaya mengintegrasikan wilayah-wilayah tersebut ke dalam sistem pemerintahannya. Hal ini dilakukan melalui berbagai cara, seperti penempatan pejabat Majapahit di wilayah-wilayah yang telah ditaklukkan, penerapan sistem hukum dan administrasi yang seragam, serta pengembangan infrastruktur yang menghubungkan berbagai wilayah. Proses integrasi politik ini memperkuat persatuan Nusantara di bawah kekuasaan Majapahit.
3. Pembentukan Identitas Nasional melalui ekspansi wilayah dan integrasi politik, Majapahit berhasil menciptakan suatu identitas nasional yang baru. Rakyat di berbagai wilayah yang sebelumnya memiliki identitas lokal yang berbeda, mulai merasa memiliki satu kesatuan identitas sebagai bagian dari Nusantara. Hal ini diperkuat dengan adanya bahasa, budaya, dan tradisi yang sama yang dikembangkan oleh Majapahit serta adanya ikatan politik di bawah Majapahit menciptakan sebuah identitas Nusantara yang lebih kuat.
4. Dengan meluasnya wilayah kekuasaan, terjadi pertukaran budaya dan ekonomi yang intensif antar berbagai wilayah di Nusantara. Bahasa Jawa, sebagai bahasa pemerintahan Majapahit, menyebar luas dan menjadi Bahasa pengantar di banyak wilayah. Selain itu, sistem perdagangan dan mata uang yang terstandarisasi juga memperkuat integrasi ekonomi Nusantara.
5. Penyatuan Nusantara di bawah Majapahit membawa stabilitas dan keamanan yang lebih baik. Pertikaian antar kerajaan yang sering terjadi sebelumnya dapat dikurangi, sehingga memungkinkan masyarakat untuk mengembangkan potensi ekonomi dan budaya mereka.
6. Masa kejayaan Majapahit meninggalkan warisan budaya yang sangat kaya dan beragam. Candi-candi megah, seni rupa, sastra, dan berbagai bentuk ekspresi budaya lainnya menjadi bukti kemegahan dan keanekaragaman budaya Nusantara pada masa itu. Warisan budaya peninggalan Majapahit contohnya adalah candi semboyan Bhinneka Tunggal Ika Bendera Merah Putih.
Meskipun demikian, perlu diingat bahwa pengaruh Sumpah Palapa terhadap delineasi wilayah Nusantara tidak bersifat mutlak dan permanen. Setelah runtuhnya Majapahit, wilayah Nusantara kembali mengalami berbagai perubahan dan perpecahan. Namun, semangat persatuan yang diusung oleh Gajah Mada melalui Sumpah Palapa tetap menjadi inspirasi bagi bangsa Indonesia dalam membangun kembali persatuan dan kesatuan. Namun demikian, pengaruh Sumpah Palapa terhadap delineasi wilayah Nusantara tidak selalu bersifat positif.
Beberapa kritik terhadap interpretasi tradisional Sumpah Palapa :
1. Proses penyatuan Nusantara seringkali diwarnai oleh konflik dan kekerasan. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang legitimasi penggunaan kekuatan militer dalam membangun sebuah kesatuan.
2. Sistem pemerintahan Majapahit yang terpusat (sentralisasi wilayah) dapat menghambat perkembangan daerah dan menimbulkan ketidakpuasan di kalangan masyarakat lokal.
3. Secara keseluruhan, Majapahit berhasil menyatukan Nusantara di bawah satu kekuasaan, ada beberapa aspek keberagaman yang diabaikan atau bahkan ditekan dalam proses tersebut, terutama dalam hal agama, budaya, dan adat istiadat lokal. Penyatuan ini lebih dipandang dari sudut pandang politik dan kekuasaan, dengan penekanan pada kesetiaan kepada kerajaan pusat. Namun, meskipun ada pengabaian terhadap beberapa aspek keberagaman, Majapahit tetap mampu mempertahankan toleransi terhadap beberapa budaya dan agama lain dalam batas-batas tertentu.
Sumpah Palapa tidak hanya menjadi simbol ambisi seorang pemimpin, tetapi juga menjadi tonggak penting dalam sejarah pembentukan wilayah Nusantara. Meskipun Majapahit runtuh pada abad ke-16, namun pengaruhnya terhadap delineasi wilayah Nusantara masih terasa hingga saat ini. Batas-batas wilayah Indonesia modern sebagian besar mengikuti pola wilayah kekuasaan Majapahit di masa lalu. Selain itu, identitas Nusantara yang terbentuk pada masa Majapahit terus menjadi acuan dalam membangun bangsa Indonesia yang bersatu dalam keberagaman. Dalam konteks kekinian, Sumpah Palapa dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita. Semangat persatuan dan kesatuan yang terkandung dalam sumpah tersebut masih relevan hingga saat ini. Dalam menghadapi tantangan globalisasi dan pluralisme, kita perlu terus memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa, sebagaimana yang telah dilakukan oleh Majapahit di masa lalu.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI