Mohon tunggu...
Darsan Supeno
Darsan Supeno Mohon Tunggu... -

a kindhearted father

Selanjutnya

Tutup

Humor

Masuk Angin Penyakit Tradisional Indonesia

30 November 2013   08:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   04:30 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humor. Sumber ilustrasi: PEXELS/Gratisography

Ketika para doktor mogok meninggalkan ruang seminar, Mbah Kromo, tukang pijat asal Bantul, masuk ruang seminar dan menjelaskan seputar penyakit masuk angin di hadapan para ahli kesehatan. Penyakit masuk angin sering terjadi di musim pancaroba, pergantian musim antara musim kemarau dan musim punghujan. Pada musim pancaroba sering terjadi angin kencang. Pada saat itu banyak orang merasa terlalu gembira menyambut datangnya musim hujan. Mereka suka tertawa tawa tidak terkontrol sehingga angin masuk ke dalam perut mereka. Jika angin kencang masuk kedalam perut manusia maka angin akan berputar-putar di dalam perut dan menyusup ke setriap rongga. Oleh sebab itu, orang yang terkena masuk angin akan merasakan sakit di setiap persendian dan juga di kepala.

Cara pencegahan masuk angin tentunya dengan cara menghindari angin kencang. Jika anda terpaksa harus keluar rumah jangan lupa untuk menutup mulut, atau pakailah masker dari bahan plasik. Anda juga disarankan untuk sering sering bersiul agar angin yang sedikit sedikit masuk kedalam perut anda keluar dan tidak sampai menimbulkan pusaran angin dalam perut. Bagaimana jika masuk angin telah menjadi akut. Panggilah Mbah Kromo, ia ahli angin, tangannya peka sekali untuk meraba bermacam macam jenis angin. Ia tahu bagian bagian mana yang harus dipijit dan tahu cara mengeluarkannya lewat belakang. Mbah Kromo juga suka mengerok punggung penderita masuk angin. Dengan kerokan pori pori kulit akan terbuka dan angin pun bisa keluar melalui pori pori. Demikian penyakit tradisional Indonesia bernama MASUK ANGIN.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun