Mikroekologi yang rusak oleh karena pemakaian antibotika dapat dinormalisir kembali dengan pemberian bakteri probiotik. Mekanisme kerja bakteri probiotik dalam meregulasi kekacauan atau gangguan keseimbangan mikrobiota komensal melalui 2 model kerja rekolonisasi bakteri probiotik dan peningkatan respon imun dari sistem imun mukosa untuk menjamin terutama sistem imun humoral lokal mukosa yang adekuat yang dapat menetralisasi bakteri patogen yang berada dalam lumen usus yang fungsi ini dilakukan oleh secretory IgA (SIgA) (9).
Terdapat banyak laporan tentang penggunaan tatalaksana diare akut pada anak. Isolauri dan kawan-kawan meneliti 71 anak yang dirawat dengan diare akut. Pasien secara acak diberikan probiotik (Lactobacillus GG), atau lactobacillus GG diberikan sebagai bubuk kering, atau diberikan yogurt yang telah dipasteurisasi sebagai plasebo. Lama diare berkurang dari 2,4 pada kelompok plasebo menjadi 1,4 hari pada kelompok yang disuplementasi. Pada penelitian ini ditemukan juga bahwa 82% diare disebabkan oleh rotavirus, ternyata reduksi lamanya diare lebih nyata bila yang dianalisis hanya kasus diare yang disebabkan oleh rotavirus (10).
Mekanisme efek probiotik pada diare
- Perubahan lingkungan mikro lumen usus (Ph, Oksigen)
- Produksi bahan antimikroba terhadap beberapa patogen
- Komposisi nutrien
- Mencegah adhesi patogen pada enterosit
- Modifikasi toksin atau reseptor toksin
- Efek tropik terhadap mukosa usus melalui penyediaan nutrient
- Imunomodulasi
Saat ini pencegahan terhadap infeksi Rotavirus sudah banyak digunakan terutama di Negara - Negara maju. Untuk mencegah diare akibat rotavirus, bisa diberikan vaksin rotavirus peroral yaitu. Tetravalent-Rhesus based rotavirus vaccine (RRV-TV) yang telah diizinkan digunakan untuk bayi di Amerika Serikat. Vaksin ini sebaiknya diberikan pada usia 6 minggu - 1 tahun. Jadwal yang disarankan adalah 3 dosis berurutan pada usia 2,4 dan 6 bulan. Pemberian imunisasi rutin dengan vaksin tersebut akan menurunkan jumlah pasien diare yang dirawat akibat rotavirus secara bermakna. Imunisasi ini di Amerika Serikat dan Filipina telah diwajibkan, sementara itu di Indonesia vaksinasi rotavirus belum ada, tetapi vaksin rotavirus keluaran MERK dan GSK sedang menunggu proses izin dari Badan POM. Vaksin diberikan 2-3 kali pada bayi usia 6-8 minggu. Harganya memang masih mahal.
Perilaku hidup bersih dan sehat mencegah penularan penyakit melalui fekal-oral tidak efektif dalam mencegah penularan virus ini, oleh karena virus dapat hidup untuk jangka lama pada permukaan yang keras, pada air terkontaminasi dan di tangan. Rotavirus relatif kebal terhadap disinfektan yang umum digunakan tetapi dapat diinaktivasi dengan klorin.
Di tempat-tempat penitipan anak, mengenakan baju yang dapat menutup seluruh bagian tubuh bayi termasuk menutup popok bayi, diketahui dapat menurunkan angka penularan infeksi.
Mencegah terjadinya pemajanan dari bayi dan anak kecil dengan orang yang menderita diare akut di dalam lingkungan keluarga dan intitusi (11).
Infeksi rotavirus bersifat self-limited disease yang terjadi setelah 3-9 hari gejala muncul. Namun pada kasus ini dapat terjadi dehidrasi berat yang pada akhirnya dapat menyebabkan kematian. Dengan rehidrasi yang tepat akan dapat mencegah komplikasi yang serius (8,12).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H