Mohon tunggu...
Reinardus Darryl Lewerissa
Reinardus Darryl Lewerissa Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Sepakbola Gadungan http://bit.ly/1zFH2P7 Blog Pribadi http://bit.ly/1yuXjYT

Selanjutnya

Tutup

Olahraga Pilihan

Beristirahatlah dengan Tenang, Timnas Indonesia

26 November 2014   04:57 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:50 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14169255301434928080

[caption id="attachment_337705" align="aligncenter" width="129" caption="Suporter Nasional Berkabung"][/caption]

Siang itu saya masih sempat SMS supir ojek langganan saya, ya, saya minta dijemput di kampus sekitar jam 3 sore, agar sempat menonton Timnas bertanding. 35 ribu saya keluarkan daripada terjebak macet di Transjakarta. Ditengah perjalanan, saya pun masih sempat bersenandung lagu-lagu yang biasa kita nyanyikan ketika Timnas bermain. Bagi saya, kemenangan merupakan harga mati, sampai saat itu yang terpikirkan oleh saya adalah berapa kemenangan Timnas Garuda, tak terbesit di benak saya bahwa Timnas akan seri/kalah.

Sesampainya di kostan, saya segera menyalakan TV. Sempat dibuat bersemangat oleh serangan Timnas di menit kedua yang sampai depan gawang, saya berpikir kita akan menguasai pertandingan. Ah... Namun itu hanya pikiran saya saja ternyata. Kecewa, kata yang tepat untuk merepresentasikan penampilan Timnas di 20 menit awal, bagaimana kita bisa mencetak gol kalau kendali permainan dipegang oleh Filipina?

Kesalahan-kesalahan dalam mengoper masih saja ada, umpan lambung alias memberikan bola pada lawan, imbasnya pada gol pertama. Kesalahan dasar, operan hantu yg akhirnya berimbas pada tendangan penalti. Gol, "Ahh masih bisa ini ngebalikin kedudukan, gada sejarahnya Indonesia kalah dari Filipin", itu yang ada dibenak saya, tetap positif, apa daya, strategi Anggry Bird yang diperagakan Timnas tidak membuahkan hasil sama sekali di babak pertama. Tidak ada serangan dari sayap yang menusuk, tidak ada umpan terobosan, dan lainnya, terus saja dipaksakan strategi Anggry Bird ini, dari belakang langung kedepan. Tidak berpola.

Babak kedua dimulai, kembali Indonesia kebobolan, kembali saya berpikir positif, namun semuanya sirna, tidak perlu saya ceritakan disini karena anda pasti tahu betul jalan ceritanya.

Mungkin inilah saat yang tepat untuk merombak habis PSSI, cukup sudah bapak-bapak yang terhormat disana, berikan kesempatan pada generasi muda yang betul-betul ingin memajukan sepakbola. Untuk pemain Timnas, contohlah Bambang Pamungkas, beliau mundur dari Timnas Senior karena menanggap sudah selesai perjuangannya untuk Timnas dan memberikan kesempatan bagi yang lebih muda.

Timnas butuh regenerasi, dengan pemain yang kebanyakan berkepala 3, dan baru selesai mengarungi kompetisi panjang dari bulan Februari sampai November, ya jelas capek. Bandingkan dengan negara-negara lain peserta AFF, permainannya lugas, cepat, dan enak ditonton beda dari kita.

Buat Opa Riedl, waktumu telah selesai, kita sudah muak dengan penampilan Timnas, bahkan lebih baik Coach Nil dengan pemain seadanya masih bisa bermain dengan semangat daripada penampilan Timnas sekarang. Tidak ada lagi alesan, pemain sudah pemain terbaik, tinggal bagaimana dipoles oleh Riedl. Dia gagal, cari pelatih yang sesuai dengan karatker Indonesia, bola-bola pendek dan serangan dari sayap.

Selamat Timnas Filipina, kemenangan pertama atas Indonesia, dan untuk pertama kalinya Indonesia tidak dapat mencetak gol kegawang Filipina. Beristirahatlah dengan tenang Timnas Indonesia..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun