Wayang kulit, yang berjudulkan Pandawa Dadu. Dengan kisah 5 pangeran, dengan kakak tertua bernama Yudistira,Werkudara, Arjuna, Nakula Dan Sadewa. Yang diundang oleh pamannya sang raja destarata, yang diundang ke perjamuan dan dijebak. Karena Patih sengkuni atau Patih raja destarata yang licik dan mengusulkan keraja untuk menjebak para Pandawa dalam permainan dadu dan judi.Â
Diundanglah para Pandawa untuk datang ke perjamuan itu, para Pandawa dan Korawa bersuka ria, dan Patih sengkuni pun mengajak para Pandawa untuk bermain dadu dengan perwakilan kurawa anak dari Raja Destarata, yaitu Duryodana. Sang kakak tertua pun mengiyakan hal tersebut, tetapi para adiknya menolak karena berjudi tidak boleh karena melanggar norma agama. Tetapi Sang kakak yang bersi keras, tidak bisa menghentikan dihentikan oleh Sang adik, dan mulai lah mereka dalam konflik, dengan permainan yang sudah dicurangi oleh pihak Kurawa patih sengkuni pun yang menjadi pengocok dadu, dan para pemain yaitu duryudana dan Yudistira pun bermain dengan taruhan yang kecil dan dikasih menang oleh pihak kurawa. Sudah banyak menang Yudistira kalap mata, dan sengkuni pun beraksi dengan taruhan yang lebih besar, jumlahnya sudah sangat banyak yang merugikan Yudistira, dan dengan Kerajaan peninggalan ayahnya ia mentaruhkan istana itu, sampailah kalah. Sudah sangat kecanduan akan berjudi ia mempertaruhkan Sang istri drupadi, Dan tetap kalah dari pihak kurawa. Drupadi yang sudah menjadi kepunyaan pihak kurawapun akan dilecehkan oleh Dursasana dari pihak kurawa, dengan dilucuti pakaiannya didepan pihak Pandawa untungnya dewa Indra sadar akan hal itu dan menolong Drupadi sehingga kain menjadi panjang dan menutup Drupadi. Patih sengkuni pun mengusir pihak Pandawa kehutan dengan syarat menetap di hutan 10 Tahun dan diasingkan dari orang-orang selama 3 Tahun. Setelah itu pihak Pandawapun pamit tetapi sebelum pergi dewi Drupadi bersumpah tidak akan mencuci atau memotong rambutnya sebelum ia keramas rambutnya menggunakan darah Dursasana. Dan Werkudara bersumpah akan memotong Kepala Dursasana dan meminum darah dari kepalanya, Dan Pandawa pun pamit undur diri kehutan dalam pengasingan diri.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H