Mohon tunggu...
Darren Immanuel Yahya
Darren Immanuel Yahya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hanya Seseorang yang Penasaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Clickbait, Menjebak Manusia dalam Tipu Daya

19 Mei 2024   14:50 Diperbarui: 19 Mei 2024   16:14 876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Clickbait, istilah yang sudah tidak asing lagi di dunia digital. Kita seringkali terjebak oleh judul yang menarik perhatian, hanya untuk menemukan konten yang kurang bermakna di baliknya. Namun, apakah kita benar-benar menyadari dampak dari fenomena clickbait ini? 

Clickbait merupakan praktik di mana judul atau thumbnail sebuah konten digital disusun sedemikian rupa untuk menarik perhatian pengguna dengan tujuan agar mereka mengkliknya. Meskipun judulnya bisa sangat menarik, konten yang sebenarnya seringkali tidak sepadan dengan ekspektasi yang dibangun. Praktik clickbait sering digunakan di media sosial, situs berita, dan platform lainnya untuk  meningkatkan lalu lintas pengunjung. Namun, dampaknya terhadap kehidupan manusia dan kualitas konten digital secara keseluruhan kini harus menjadi perhatian serius.

Salah satu dampak langsung dari clickbait adalah pemborosan waktu pengguna. Mereka seringkali tergoda untuk mengklik judul yang menarik tanpa mempertimbangkan nilai konten yang sebenarnya. Hal ini bisa memunculkan kebingungan bagi pengguna. Clickbait juga bisa mengganggu produktivitas pengguna, baik dalam pekerjaan maupun aktivitas sehari-hari. Mereka dapat terjebak dalam siklus mengklik tautan demi tautan anpa mendapatkan informasi yang berarti. 

Disamping itu semua, clickbait juga berdampak pada rancunya informasi yang diterima. Clickbait seringkali menyesatkan dengan judul yang berlebihan atau klaim yang tidak benar, menyebabkan penyebaran informasi yang tidak akurat atau bahkan palsu. Clickbait yang mengandalkan konten sensasional seringkali dapat memicu reaksi emosional yang berlebihan pada pengguna, baik dalam bentuk kegembiraan, kemarahan, atau kecemasan. 

Praktik clickbait yang berlebihan dapat merusak kredibilitas media dan platform yang menggunakannya. Pengguna dapat kehilangan kepercayaan terhadap sumber informasi tersebut. Selain itu, terus menerus terpapar oleh clickbait dapat membentuk pola pikir yang sensasionalis dan kurang kritis pada pengguna, mempengaruhi cara mereka menilai informasi. Clickbait juga memberi insentif bagi pembuat konten untuk memproduksi materi yang lebih sensasional daripada informatif, memperburuk masalah kurangnya konten berkualitas di internet.

Clickbait, meskipun terlihat sepele, memiliki dampak yang signifikan terhadap kehidupan manusia dan kualitas konten digital secara keseluruhan. Untuk melawan fenomena ini, pengguna perlu meningkatkan kesadaran mereka terhadap praktik clickbait dan lebih selektif dalam memilih konten yang mereka konsumsi. Di sisi lain, pembuat konten juga memiliki tanggung jawab moral untuk menyajikan informasi dengan jujur dan bermakna, tanpa harus mengandalkan trik clickbait untuk menarik perhatian.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun