Mohon tunggu...
Darren Immanuel Yahya
Darren Immanuel Yahya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Hanya Seseorang yang Penasaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Gus Dur dan Anekdot

19 Mei 2023   16:37 Diperbarui: 19 Mei 2023   16:43 276
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Artikel diatas merupakan artikel yang bersifat informatif dan memberi saya banyak hal baru. Menurut saya sendiri, artikel diatas memiliki isi yang singkat, padat, namun tetap jelas. Isi dari artikel sangat terstruktur dan opini tersampaikan dengan kritis. Saya merasa bahwa artikel ini memberi informasi mengenai teks anekdot dengan sangat baik, termasuk pro dan kontra dari teks anekdot. Di Dalam artikel, disampaikan bahwa Gus Dur sering menyelipkan anekdot dalam percakapannya. 

Sementara itu, saat kasus kemarin, ada yang menjawab pertanyaan serius pak Mahmud dengan candaan. Menurut saya penting untuk memahami situasi sebelum menyampaikan sesuatu, atau akan terjadi kesalahpahaman. Sosok seperti Gus dur harus kita pertahankan dalam kepemimpinan NKRI, seorang presiden yang dapat memberi banyak nasehat, ilmu, serta pengetahuan bahkan dalam percakapan singkatnya.

Anekdot adalah suatu jenis teks yang berkesan menghibur dan lucu namun didalamnya terdapat makna yang mendalam. Jenis teks ini sering digunakan untuk menyampaikan suatu kritik atau bentuk ketidaksenangan terhadap sesuatu yang diungkapkan melalui candaan. 

Kritikan ini biasanya ada terselubung secara tersirat di dalam anekdot. Teks anekdot memiliki ciri ciri teks yang singkat, memiliki unsur komedi, terkadang memiliki pesan tersirat didalamnya. Teks anekdot biasanya juga didasarkan dari unsur kenyataan, bukan fiksional. Salah satu tokoh Indonesia yang sering menggunakan teks anekdot adalah Gus Dur.

Anekdot Gus Dur memang sudah sangat terkenal dan bahkan sampai ada buku yang berisi anekdot anekdot Gus Dur. Gus Dur terkenal selalu menyelipkan anekdot di dalam percakapannya. Salah satu contoh anekdotnya yang saya suka adalah Anekdot mengenai "Ikan Gus Dur jadi Halal". 

Pada intinya, anekdot ini mengisahkan mengenai Gus Dur yang mencuri ikan milik kyai. Karena ternyata secara tidak sengaja Kyai lewat didepan Gus Dur, Gus Dur mencoba berdalih dengan mengatakan bahwa dia mengusir pencuri ikan yang datang dan hendak mengembalikan ikan ke kolam. Lantas kyai memberikan ikan yang dicuri Gus Dur padanya untuk dimasak. Hal yang menarik dari anekdot ini adalah maknanya yang menurut saya sangat dalam. 

Anekdot ini mengajarkan bahwa kita, manusia, terkadang suka berdalih untuk menjustifikasi kesalahan kita. Hal ini menunjukkan sisi buruk kita sebagai manusia yang suka menghalalkan segala cara untuk mendapatkan tujuan. Mungkin bukan hanya kita, tapi juga tokoh tokoh publik yang ambil peran besar dalam masyarakat. Dari sini saya belajar bahwa kita tidak pernah luput dari kesalahan. Yang bisa kita lakukan adalah berusaha mencegahnya dan bertanggung jawab atas kesalahan kita.

Teks anekdot pada dasarnya memiliki fungsi sebagai teks penghibur yang umumnya lucu namun terdapat makna yang tersirat di dalamnya. Fungsi dominan teks anekdot adalah menghibur. Teks anekdot dirancang untuk memicu tawa dan membuat pembaca atau pendengar merasa gembira. Melalui cerita pendek yang lucu dan menghibur, teks anekdot membawa kegembiraan dan kesenangan kepada orang yang membacanya atau mendengarkannya. Selain itu, teks anekdot juga dapat digunakan sebagai alat komunikasi untuk menciptakan suasana santai, mempererat hubungan sosial, atau menyampaikan pesan dengan cara yang ringan dan menghibur. Sementara itu, fungsi lain dari teks anekdot adalah untuk menyampaikan pesan dan kritik terkait ketidaksenangan masyarakat terhadap suatu kenyataan.

Teks anekdot banyak juga digunakan untuk mengungkapkan kritikan kepada kasus yang ada di dunia nyata. Salah satu contohnya adalah anekdot yang dibuat oleh sintur dengan judul DPR Perwakilan rakyat. Anekdot ini mengungkapkan kekesalannya kepada DPR karena dianggap tidak mencerminkan perwakilan rakyat yang baik terlihat dari kasus-kasus yang terjadi di DPR akhir-akhir ini. Isi dari anekdot ini adalah sebagai berikut :

Di suatu sore setelah pulang sekolah Tara dan Budi berjalan pulang, mereka berdua membicarakan kekesalan mereka pada DPR daerah mereka yang baru saja tertangkap karena kasus korupsi, kedua anak kecil yang masih menduduki kelas 3 SD pun mengungkapkan kekesalan mereka dengan bahasa lucu.
Budi : Tara, jadi anggota DPR itu enak banget ya?
Tara : emang kamu pengen jadi sang perwakilan rakyat itu yak?
Budi : Tara, kepo nggak kamu masuk neraka jalur penistaan rakyat ?
Tara : Nggak tau akunya tuh, emang apaan?
Budi : Jadi anggota DPR sang perwakilan rakyat dong hahaha
Tara : Lah kok gitu? DPR memang berhasil mewakili kita semua sebagai rakyat bernegara bro.
Budi : Lah ko, gimana ceritanya?
Tara : emang berhasil kok, Rakyat mau mobil mewah, DPR sudah mewakili, rakyat mau makanan mewah, DPR sudah mewakili, rakyat mau rumah mewah, DPR sudah mewakili, rakyat mau hidup mewah, DPR sudah mewakili, rakyat mau jalan - jalan mewah, DPR sudah mewakili
aku benar kan?, DPR berhasil mewakili aspirasi rakyat, hahaha!
Budi : HEH KAMU HAHAHAHA!! emang pantas DPR disebut perwakilan rakyat
Dari anekdot ini, kita bisa melihat sindiran terhadap DPR yang dibuat dalam bentuk humor yang menghibur. Anekdot ini adalah salah satu contoh dari keterkaitan dan penerapan anekdot terhadap kasus dunia nyata.

Sebagai kesimpulan, anekdot adalah metode yang terbilang sangat efektif untuk menyampaikan suatu pesan namun secara halus. Anekdot juga bisa mempererat hubungan dengan sesama dan membangun suasana yang nyaman. Salah satu tokoh yang patut diapresiasi adalah Gus Dur. Beliau dapat mengimplementasikan kritikan ke dalam humor dan candaan sehingga hanya orang yang memiliki keterkaitan yang memahami isi anekdot tersebut. Di samping itu, anekdot yang disampaikan juga tetap bisa menghibur sesama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun