Mohon tunggu...
Darren Tanto
Darren Tanto Mohon Tunggu... Lainnya - Murid

Senang membaca.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemindahan Ibu Kota Seharusnya Tidak Dilakukan

4 April 2023   18:40 Diperbarui: 4 April 2023   18:45 148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Pemindahan Ibu Kota dari DKI Jakarta ke Kalimantan membawa banyak sekali dampak buruk. Karena membawa banyak sekali dampak negatif dikesampingkan dengan dampak positifnya. Beberapa masyarakat mengemukakan pendapat bahwa lebih baik IKN tetap berada di DKI Jakarta saja daripada dipindahkan. Dengan tujuan IKN menjadi pusat perekonomian dan administrasi nasional.

Dalam rapat MK sidang pengujian formil dan materiil UU Nomor 3 Tahun 2022 tentang IKN pada April 2022 lalu, Sugeng mengatakan bahwa "pemindahan IKN ke Kalimantan beresiko untuk merusak lingkungan hidup, juga bisa merusak kehidupan fauna dan flora." Sugeng mengatakan juga jika pembentukan UU IKN melanggar prinsip-prinsip yang diatur dalam peraturan UU yang berlaku. Perumusan dan penetapan UU IKN juga dibuat dengan tergesa-gesa dan sebatas formalitas aja.

Pemindahan IKN dilakukan karena ada beberapa alasan tertentu yaitu : 

  1. Populasi terlalu padat

  • Salah satu alasan utama pemindahan ibu kota ini adalah beban Jakarta dan Jawa sudah terlalu berat. Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) pada 2015 menyebutkan, sebesar 56,56 persen masyarakat Indonesia terkonsentrasi di pulau Jawa. Sementara di pulau lainnya, persentasenya kurang dari 10 persen.

  1. Kontribusi ekonomi pada PDB

  • Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2018, kontribusi ekonomi terhadap PDB di pulau Jawa sebesar 58,49 persen.

  1. Krisis air bersih

  • Berdasarkan data Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) 2016, Jawa mengalami krisis air yang cukup parah. Ada daerah yang termasuk indikator berwarna kuning yang artinya mengalami tekanan ketersediaan air, seperti di wilayah Jawa Tengah.

  1. Ancaman bahaya Banjir, Gempa Bumi, dan Tanah Turun di Jakarta

  • Sekitar 50% wilayah Jakarta memiliki tingkat keamanan banjir di bawah 10 tahunan. Selain itu, wilayah Jakarta terancam oleh aktivitas Gunung Api (Krakatau, G.Gede) dan potensi gempa bumi-tsunami.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun