Melakukan sampling dan interpolasi tidak terbatas hanya terhadap karya yang sudah populer saja. Kalau demikian pola pikir sampling dan interpolasi, justru hanya akan melahirkan karya-karya yang pastiche karena sekadar bersifat mereproduksi suatu karya dengan sedikit modifikasi saja.
Sampling dan interpolasi dapat mengungkap suatu potensi yang tidak terbatas sebenarnya dari sebuah bunyi-bunyi yang tidak terdengar spesial.Â
Contohnya, "YuNg BrAtZ" karya XXXTENTACION ternyata secara unik mengambil sample suara-suara dari fight antara sang artis dengan seorang penggemarnya. Dalam konteks seperti ini, sampling dan interpolasi memiliki kapabilitas produktif.
Saya spontan teringat dengan gagasan Gilles Deleuze tentang deteritorialisasi. Suatu tindakan deteritorialisasi berarti membongkar batasan-batasan diri, atau dalam konteks ini berarti dinding-dinding kreatif dari suatu benda.Â
Sampling dan interpolasi membuka pintu bagi penggunaan audio secara menyimpang, dalam artian menghasilkan sesuatu produk dari audio tersebut yang tidak akan mungkin terpikirkan secara normatif.Â
Tugas seorang musisi dan label perekaman sekarang adalah untuk menciptakan karya-karya unik yang tidak sekadar mengikuti dengan terlalu identik karya yang sudah populer di zaman dahulu.Â
Oleh karena itu, saya sangat menganjurkan dan mendukung teman-teman musisi yang membaca untuk selalu giat mencari inspirasi dari bunyi=bunyi yang terdengar biasa saja dalam sehari-hari.Â
Bunyi semacam sfx dalam permainan elektronik atau sekadar kicauan burung di pagi hari mengandung posibilitas tanpa batas yang dapat diaktualisasi jika dikombinasikan dengan modifikasi pitch, kecepatan suara, atau yang lainnya.Â
Internet sebagai sarana informasi juga memungkinkan berbagai macam musisi untuk menemukan rekaman lagu tradisional atau hidden gem yang dapat menjadi sumber inspirasi yang di luar benteng pikiran juga. '
Kombinasi bunyi dari seruan tarian Kecak atau bahkan nyanyian tradisional bahasa Aramaik memiliki potensi konjugasi yang unik dengan bunyi lain dan juga suara kita.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H