Pertamina green merupakan suatu bahan bakar baru yang hadir di Indonesia. Mengutip dari laman Mypertamina.ID, Pertamax Green 95 merupakan bahan bakar hasil dari pengembangan energi terbarukan berupa Bioetanol yang sudah teruji oleh WWFC (Worldwide Fuel Charter) yang menjadikan Pertamax Green 95. Pertamax Green ini hadir dengan komposisi yang cenderung berbeda dibandingkan bensin biasa.
Pertamax green memiliki komposisi 95% bensin konvensional dam 5% bio etanol. Mungkin kandungan etanol dalam Pertamax Green ini terkesan kecil tetapi dampaknya cukup besar. Bioetanol ini berasal dari molases tebu, yaitu tetesan tebu yang merupakan bahan bakar nabati yang terbarukan. Pertamina mengembangkan produk ini untuk mendukung target Net Zero Emission (NZE) 2060 pemerintah Indonesia. Pertamax Green 95 dianggap lebih ramah lingkungan karena bioetanol dapat mengurangi emisi karbon monoksida (CO) dan hidrokarbon (HC), mengurangi emisi partikulat di udara, dan membantu mencapai target nasional untuk mencapai 31 persen energi baru dan terbarukan (EBT) pada tahun 2050.
Pertamax Green 95 pertama kali diluncurkan oleh Pertamina pada 20 Juni 2023. Sudah lebih dari satu tahun kehadiran Pertamax Green di Indonesia. Secara nyata, apakah Pertamax Green ini sungguh-sungguh memberikan dampak yang baik dan optimal? Hal itu menjadi pertanyaan yang cukup besar dikalangan pecinta otomotif yang peduli dengan jenis bahan bakar.
Pertamax Green hadir dengan nilai oktan atau RON 95. Posisi Pertamax Green ini sebenarnya bisa dibilang cukup nanggung. Sebelumnya, sekitar tahun 2016, Pertamina memiliki satu buah bahan bakar bernama Pertamax Plus yang juga memiliki RON 95. Akan tetapi, Pertamax Plus ini dihapus akibat kehadiran dari Pertamax Turbo dengan RON yang labih tinggi, yakni 98. Bahkan, menurut CNBCIndonesia, Pertamax Plus sudah tidak dijual karena adanya tuntutan dari pasar mobil sport dan juga mobil-mobil dengan tingkat kompresi yang tinggi. Lalu, mengapa Pertamax Green dengan RON 95 kembali hadir lagi? Hal ini terjawab dengan salah satu tujuan Pertamax Green ini sendiri yakni sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan.
Kehadiran Pertamax Green membuat jajaran bahan bakar dari Pertamina menjadi lengkap, diawali dengan Pertalite dengan RON 90, Pertamax dengan RON 92, Pertamax Green demgan RON 95, dan Pertamax Turbo dengan RON 98. Begitu lengkapnya jajaran bahan bakar dari Pertamina, apakah Pertamax Green ini laku? PT Pertamina Patra Niaga  sendiri menargetkan permintaan produk Pertamax Green, dengan campuran Pertamax dengan etanol 5 persen bisa mencapai 90 ribu kiloliter per tahun di seluruh Pulau Jawa. Di sisi lain, bahan bakar Pertalite sebagai bahan bakar subsidi terjual sebanyak 23 juta kiloliter setiap tahunnya di seluruh Indonesia, lewat data tersebut kita tahu bahwa sebagian besar digunakan di pulau Jawa. Pertamax dan Pertamax Turbo pun juga bisa dikatakan lebih sukses dibandingkan Pertamax Green 95.  PT Pertamina (Persero) sendiri mengatakan bahaa Pertamax Green masih dalam tahap perluasan penjualan dan belum sepenuhnya laku.
Pertamax Green yang hadir di tengah-tengah jajaran bahan bakar membuat harganya bukan yang paling murah dan bukan yang paling mahal. Sebagai perbandingan, Pertalite sebagai bensin subsidi  dijual seharga Rp10.000,00 secara merata. Sedangkan di Jakarta sendiri, Pertamax sendiri dijual pada harga Rp12.100,00. Pertamax Green dijual pada harga Rp13.150,00. Sedangkan terakhir, Pertamax Turbo dihargai sebesar Rp13.500. Harga yang cukup tergolong sempit dan mepet dengan oli. Pertamax Green dapat menjadi opsi yang cukup menarik walaupun harganya cukup mahal dan hanya beda sedikit dengan harga Pertamax Turbo.
Hingga saat ini, Pertamax Green baru hadir di sekitar 90 SPBU. Hal ini membuat penyebaran Pertamax Green belum merata. Walau begitu, mengutip dari laman inilah.com, PT Pertamina Patra Niaga (PPN), Heppy Wulansari mengatakan, penjualan Pertamax Green terus bertumbuh tiap bulan. "Sejak dipasarkan peningkatan permintaan Pertamax Green di konsumen terus tumbuh meski belum besar. Pihak Pertamina masih membantah jika Pertamax Green diberi notabene sebagai bahan bakar yang tidak laku.
Mengutip dari laman astraotoshop.com, Penggunaan Pertamax Green 95 membantu mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, seperti polusi udara dan pencemaran lingkungan, karena emisi gas buang yang lebih rendah. Kandungan biofuel pada Pertamax Green 95 membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil dan mendukung upaya untuk beralih ke sumber energi yang lebih berkelanjutan. Pertamax Green 95 dapat mengurangi risiko kerusakan mesin dan memperpanjang umur mesin, sehingga mengurangi biaya perawatan jangka panjang dan meningkatkan efisiensi operasional kendaraan. Dengan memilih Pertamax Green 95 sebagai bahan bakar kendaraan, konsumen dapat berkontribusi pada perlindungan lingkungan dan mendukung inisiatif untuk penggunaan energi yang lebih bersih dan berkelanjutan. Pertamax Green dianggap menjadi suatu bahan bakar yang baik dan efisien.
Keamanan dari Pertamax Green ini sendiri juga bisa dikatakan sudah tergolong aman. Astra Honda Motor (AHM) mengklaim bahwa semua motor Honda yang dijual di Indonesia aman menggunakan Pertamax Green 95. Selain itu, Toyota memastikan bahwa mobil-mobil Toyota aman menggunakan Pertamax Green 95. Begitupun Mazda yang juga mengatakan bahwa produknya bisa memakai Pertamax Green 95.
Akhir kata, Pertamax Green bisa disimpulkan sebagai suatu bahan bakar yang tergolong baik dan eifisien. Pertamax Green menjadi salah satu solusi dan bentuk menjaga lingkungan sekitar. Pemanfaat Pertamax Green dapat menunjukkan kepedulian seseorang terhadap lingkungan sekitar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H