Mohon tunggu...
Darrel Geoffrey
Darrel Geoffrey Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Penulis dan Pelajar

Peminat Teologi dan Apologetika Kristen dan Penggemar Sejarah. Mungkin terkadang menulis diluar kedua hal tersebut.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Iman Yang Menyelamatkan

10 April 2021   19:46 Diperbarui: 12 April 2021   19:28 8905
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                    Dalam Kekristenan, iman yang menyelamatkan adalah iman yang teguh di dalam Kristus. Cukup dengan beriman saja kepada anugerah keselamatan Allah melalui pengorbanan Yesus Kristus, kita sudah selamat. Tidak perlu disertai dengan perbuatan baik terlebih dahulu baru kita selamat. Ketika kita beriman dan mengaku bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat, itu artinya kita sudah selamat. Namun, iman itu sendiri bersifat dinamis. Artinya, aktif dan mau terus bertumbuh dan berbuah. Buah dari iman itu sendiri adalah karakter Kristus di dalam hidup setiap kita orang percaya.

          Rasul Paulus mengatakan dalam suratnya kepada jemaat di Roma demikian, sebab jika kamu mengaku dengan mulutmu, bahwa Yesus adalah Tuhan, dan percaya dalam hatimu, bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara orang mati, maka kamu akan diselamatkan. Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan. Karena Kitab Suci berkata: ”Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” Sebab tidak ada perbedaan antara orang Yahudi dan orang Yunani. Karena, Allah yang satu itu adalah Tuhan dari semua orang, kaya bagi semua orang yang berseru kepada-Nya. Sebab, barangsiapa yang berseru kepada nama Tuhan, akan diselamatkan (Rm. 10:9-13 TB). Di sini terbukti bahwa iman yang menyelamatkan adalah ketika kita mengaku dengan mulut bahwa Yesus adalah Tuhan dan kita percaya dalam hati kita bahwa Allah Bapa telah membangkitkan-Nya dari antara orang mati, maka kita akan diselamatkan.

          Kemudian, apakah benar iman itu harus disertai perbuatan terlebih dahulu baru kita bisa diselamatkan? Untuk menjawab pertanyaan ini, mari kita lihat apa yang Rasul Paulus katakana kepada jemaat di Roma mengenai hal ini. Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat. (Rm. 3:28 TB). Kemudian, mari kita coba lihat apa yang tertulis dalam surat Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia mengenai hal ini. Dan bahwa tidak ada orang yang dibenarkan di hadapan Allah karena melakukan hukum Taurat adalah jelas, karena: ”Orang yang benar akan hidup oleh iman.” (Gal. 3:11 TB). Melakukan hukum Taurat, tentunya identik dengan perbuatan baik. Dalam kedua ayat ini, Rasul Paulus menegaskan bahwa kita dibenarkan bukan karena perbuatan baik. Mengapa perbuatan baik tidak dapat menyelamatkan kita? Karena kita semua telah jatuh ke dalam dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah (Rm. 3:23 TB). Jadi, adalah salah apabila kita memiliki pemikiran bahwa kita harus berbuat baik terlebih dahulu baru kita dapat diselamatkan. Beriman saja sebenarnya sudah cukup.

          Namun, jangan sampai kita lupa bahwa iman itu harus bersifat dinamis. Apabila kita mengaku bahwa kita beriman di dalam Kristus, maka kita mempunyai suatu standart hidup. Apakah standart hidup itu? Rasul Yohanes mengatakan Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup (1 Yohanes 2:6). Ini artinya, jika kita memang bersungguh-sungguh beriman di dalam Kristus, maka kita harus memiliki kehidupan yang memancarkan karakter Kristus. Karakter Kristus dalam hidup setiap kita sebagai orang percaya adalah bentuk dari buah dari iman tersebut.

          Intinya, iman yang menyelamatkan itu adalah iman yang teguh di dalam Kristus. Perbuatan baik tidak dapat menyelamatkan kita. Kita selamat dan dibenarkan ketika kita mengaku dengan mulut dan percaya di dalam hati bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan Allah dan Juruselamat yang bangkit dari kematian. Namun, setelah kita mengaku kita beriman di dalam Kristus, maka kita harus meneladani-Nya sebagai bentuk dari buah dari iman kita itu. Sekian dan terima kasih, Allah Tritunggal memberkati kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun