Mohon tunggu...
Muhamad Nur Alim
Muhamad Nur Alim Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi PGSD STKIP Muhammadiyah Kuningan

Your future depends on what you do today

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tuhan, maaf syahadat kami palsu

29 Mei 2024   06:40 Diperbarui: 29 Mei 2024   07:01 118
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by: SHAD NETWORK

Sebagai umat beragama islam, kita sudah diberikan pengetahuan bahwa Tuhan yang mutlak itu adalah Allah. Tiada Tuhan kecuali Allah, definisi Tuhan dan sifatnya hanya ada pada Allah SWT. Maka dari itu umat islam mengikuti perintah-Nya yang disampaikan melalui Nabi yaitu Muhammad SAW dengan perantara Malaikatnya yang bernama Jibril. Seluruh Firman-Nya di Tuliskan menjadi satu mushaf yaitu kitab suci yang bernama Al-Qur'an, yang dimana Al-Qur'an menjadi pedoman bagi seluruh umat beragama Islam. 

Dalam hal ini kita sebagai umat islam seharusnya fokus kedalam pedoman kita.

Rasul menyampaikan bahwa Rukun Islam yang pertama adalah Syahadat

Syarat untuk masuk agama islam, kita harus bersyahadat atau bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah dan Nabi Muhammad adalah utusan Allah. 

Saya yakin seluruh umat islam pasti sudah bersyahadat, tapi yang jadi persoalan kenapa kita sebagai umat islam masih tidak menuhankan Allah. Sebagai hamba seharusnya dapat sepenuhnya mengabdikan diri, tapi justru mereka menghadirkan tuhan-tuhan kecil dalam kehidupan mereka. Perintah pacar lebih diutamakan dari pada perintah Allah, hasrat bermain game lebih diutamakan dari pada perintah Allah, nafsu terhadap pacar lebih diagungkan dari pada perintah Allah. Apakah itu yang disebut dengan Hamba Allah? 

Mereka bukan hamba Allah, mereka adalah hamba nafsu mereka sendiri, mereka adalah hamba pacarnya, mereka adalah hamba Handphone mereka. Padahal mereka sudah bersaksi. Maka benar jika Allah berfirman "apakah kamu tidak berakal? " karena dalam mulutnya berkata Tuhanku adalah Allah, tapi pada kenyataannya Tuhan mereka adalah hawa nafsu. 

Kita tahu Tuhan kita adalah Allah  tapi kita tidak berTuhan kepada-Nya. Kita tahu Al-qur'an adalah pedoman kita, tapi kita tdak berpedoman pada Al-Qur'an. Kita tahu contoh berprilaku atau Role model untuk segala tindakan adalah Nabi Muhammad tapi kita tidak mengikuti sunnahnya. Kita tahu amalan yang pertama di hisab adalah Sholat kita. Tapi kita mengabaikannya. Kita ingin masuk Syurga, tapi malah menjauhinya. Kita takut Neraka, tapi lebih gemar mendekatinya. 

Apakah kita berakal?

Silahkan jawab di hati kalian masing-masing. 

Penulis: Muhamad Nur'alim

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun