Ini adalah hari yang sangat menyedihkan bagiku tepat ditanggal 15 Desember 2022, hari itu adalah hari kamis, hari dimana aku harus menerima kekesalan didunia ini, yaitu saat ALLAH mengambil kakakku.
Dan mungkin hari-hari seterusnya ALLAH akan mengambil orang orang yang aku cintai, saat itu memang aku belum bisa juga untuk ditinggal selamanya, tapi dilain hari aku sudah sedia ditinggalnya, meskipun ini adalah musibah terberat bagiku.
Keluargaku belum bisa melepas kepergiannya, walau mereka ikhlas untuk anak pertama, saat itu aku juga masih kelas 5 sd dan umurku 11 tahun beranjak ke 12 tahun, aku adalah seorang santri dari ponpes Daarul Qoshidin , cisantana cigugur kuningan, jawa barat.
Ketika itu aku pulang kerumah, lalu aku melihat wajah ibuku dan ayahku sembab oleh air mata. saat itu aku dijemput oleh kakek nenek dan saudaraku , saat itu pula aku tidak bisa dijemput oleh ayah dan ibu karena mereka masih tidak percaya akan kepergian anaknya, andai saja waktu itu bisa diputar kembali meskipun menyedihkan bagiku tapi tetaplah waktu tidak bisa diulang kembali walaupun aku baru satu kali berziarah ke kuburannya tapi aku merasa bahwa kakakku berada disampingku, walaupun aku tidak bisa melihat bayangannya, seperti apa wajahnya, dalam hatiku berkata "Kak tunggu kita semua disana ya..." sembari aku tersenyum hangat kepadanya. "aku ikhlas tapi aku rindu"
Penulis : PUSPA SARI DEWI ARIFIN. Siswa SDIT TUNAS QUR'ANI ( PONDOK PESANTREN DAARUL QOSHIDIN )
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H