Mohon tunggu...
Daron AlfaAgustinusRahardianto
Daron AlfaAgustinusRahardianto Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidik

Sejarah itu bapaknya ilmu-ilmu; suaminya Filsafat; saudaranya Seni dan Bahasa; temannya Matematika; dan anaknya Agama.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Bekasi, Jangan Dibully Lagi

2 Januari 2017   11:44 Diperbarui: 2 Januari 2017   17:48 758
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: merdeka.com

Memulai awal tahun dengan menikmati matahari pagi sambil berlari di jantung kota sungguh menyenangkan. Sederhana tapi berkesan. Saya berpikir bahwa seperti biasa car free day di Kota Bekasi tiap minggu pagi akan dipenuhi  warga kota yang ingin berolahraga. Namun berbeda pada pagi ini, warga kota yang hendak berolahraga tidak begitu banyak. Kemungkinan besar efek kantuk akibat merayakan pergantian tahun hingga larut malam. Justru bagi saya, melewatkan matahari pagi di awal tahun masehi adalah momen yang sangat disayangkan untuk dilewati jika hanya masih mendekam dibawah selimut. 

Sejumlah kendaraan berlalu lalang di sepanjang Jalan Achmad Yani menuju Summarecon atau sebaliknya bersamaan dengan iringan warga kota yang berjalan santai, lari pagi, dan bersepeda di tepi-tepi jalan menanjak ke arah jembatan megah itu. Saya pun berjalan di tepi jalan itu. Ada yang baru. Kini, pedestrian di tepi Stadion Chandrabaga Bekasi yang menghadap ke timur mengalami perubahan yang nyaman dijejaki warga kota. Saya pun nyaman berjalan di sepanjang area khusus pejalan kaki dan sepeda itu.

Sementara saya berlari pagi, saya berpikir masihkah Bekasi menjadi bahan bullying di dunia maya saat ini? Padahal kalau saya mendengar cibiran tentang Bekasi yang di bully sejak tahun 2014 lalu, memang kota ini dianggap panas, penuh debu, banyak kemacetan, dan ketidaknyamanan hingga anggapan ekstrim bahwa Bekasi adalah planet di luar bumi, sangat menyinggung perasaan menurut saya. 

Namun berkat bullying itu, kini Kota Bekasi telah membenahi diri dengan menyediakan fasilitas-fasilitas publik di pusat kota. Harapan saya seluruh wilayah Bekasi baik kota maupun kabupaten terus berbenah diri sampai para netizen tidak lagi membully wilayah Bekasi.

Perlu kerja sama internal antara Kota dan Kabupaten

Oleh karena itu, peningkatan kerja sama internal antar pemerintah kota dan kabupaten di Bekasi harus sejalan. Pengelolaan pedestrian, taman-taman hijau terbuka, transportasi, tata kelola air anti banjir, tata kota untuk pusat bisnis dan pemukiman, pemeliharaan kota tua yang bernilai historis, bahkan yang menurut saya penting adalah tata pengelolaan sampah. Kebijakan yang sekarang ini dilakukan pemerintah di Bekasi sudah sangat baik. 

Alangkah lebih baik jika terdistribusi hingga ke perbatasan-perbatasan Bekasi secara bertahap. Kebijakan untuk berbenah ini jangan sampai selesai ditengah jalan walau para netizen berhenti membully Bekasi. Terus lanjutkan hingga warga Bekasi merasakan puncak kenyamanan yang berkelanjutan sesuai konsep Pembangunan Berkelanjutan.

Menyeimbangkan pembangunan fisik dan perilaku warga

Pembangunan fisik yang membuat Bekasi semakin nyaman juga harus diimbangi dengan tata kelakuan warga masyarakat Bekasi untuk memelihara fasilitas yang disediakan pemerintah. Sempat disayangkan pesta malam tahun baru menyisakan sampah yang berserakan di jalan-jalan sekitar Summarecon.Walau pun tidak begitu banyak. Itu yang saya lihat saat saya berlari pagi ada truk sampah yang sibuk membersihkan area  dari sampah. Namun perlu ditekankan bahwa perilaku masyarakat untuk menjaga fasilitas adalah bentuk ketahanan warga kota itu sendiri. Pendidikan memegang kunci penting dalam menjaga perilaku masyarakat.

Di penghujung tulisan ini,  harapan saya kota ini akan terus bertumbuh terlepas dari masalah bullying,pemerintah kota ini perlu menerapkan kebijakan seperti yang dilakukan Purnawarman dalam melindungi masyarakat Tarumanegara seperti yang tertera dalam Prasasti Ciaruteun dan Prasasti Tugu. Kebijakan-kebijakanyang dapat diselaraskan itu misalnya 1) menghidupkan Bekasi sebagai kota perdagangan antar daerah dan antar bangsa; 2) mendistribusikan kesejahteran warga masyarakat Bekasi; 3) membenahi tata pengairan agar dapat mengendalikan banjir dan kebijakan-kebijakan lainnya. Yang tidak kalah penting dari itu semua, warga dihimbau untuk membaca dan memahami kembali sejarah wilayah Bekasi  yang telah ditulis oleh para sejarawan yang membaktikan tulisannya tentang Bekasi. Semakin warga memahami jati diri kotanya, warga akan terus membela kotanya, dan semakin warga mencintai kotanya di masa depan. Begitu pun bagi saya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun