Pondok pesantren Abu Bakar As-Shiddiq  terletak di desa Morodadi Kecamatan Morotai Selatan Kabupaten Pulau Morotai. Banyak kisah-kisah aneh yang para santri alami di sana. Seringkali mereka mendengar suara teriakan keras. Suara itu kadang datang dari jendela, kadang dari tangga samping kiri Masjid. Kadang juga dari arah pohon bidara. Bahkan kadang dari arah pintu depan masuk. Kejadiannya siang atau malam hari.
Abu Fathyn tinggal di perumahan asatidz yang letaknya tidak jauh dari masjid. Beliau juga pernah bercerita tentang suara-suara aneh itu. Ia seringkali mendengar suara-suara aneh di sekitar masjid. Kadang-kadang suara jauh kadang dekat. Bahkan anak-anak santri juga sering diganggu dengan berbagai macam gangguan. Pernah kami berasumsi mungkin karena kurangnya pemahaman tauhid sehingga menyebabkan banyak santri yang diganggu.
Malam itu Abu Dzaky dan Abu Madinah bertandan ke sana. Abu fathyn menyambut mereka berdua dengan tatapan hangat. Seperti biasa malam Ahad dihabiskan mengobrol dengan tema lepas. Mereka bertiga pun hanyut dalam obrolan. Seolah tiga orang yang saling merindukan. Kadang-kadang tema yang diangkat berbau mistis, kadang tentang Ayam, kadang-kadang juga tentang pertama kali tiba di Morotai.
Malam itu tanggal 23 Oktober 2022, Mereka bertiga berbincang seperti biasa. Saking asyiknya perbincangan mereka bertiga, tak terasa waktu telah sampai pada pukul 03.00 WIT malam hari. Karena sudah larut, kemudian Abu Dzaky dan Abu Madinah memutuskan untuk pulang ke Daruba yang jaraknya kurang lebih sepuluh kilometer. Abu Dzaky menyetir mobil dengan hati-hati. Tiba-tiba di pinggir jalan ada seorang anak kecil memakai sarung berwajah pucat. Hampir saja ditabraknya. Untung saja Abu Dzaky sangat lihai mengemudikan mobil. Abu Dzaky sangat terkejut. "Apa ada anak kecil pukul 03.00 malam hari berkeliaran", gumamnya dalam hati. Saat mendengar itu saya juga penasaran. Kemudian Abu Madinah berusaha meyakinkan Abu Dzaky kalau di sekitar itu ada orang gila anak kecil. Abu Dzaky ingin mundur untuk melihat anak itu lagi. Dari kaca spion Abu Dzaky masih melihatnya dengan jelas. Tapi karena Abu Madinah mendesaknya agar tidak usah mundur akhirnya mereka berdua pun pulang.
Di pagi hari, Abu Dzaky menceritakan kepada saya kisah itu. Inilah kisah di atas yang sempat saya tulis. Saya juga tidak habis pikir. Apa ada orang gila anak kecil di kampung sekitar situ? Setibanya di sekolah Abu Fathyn mendengar kabar tersebut dan bertanya kepada saya perihal itu. Saya menjawabnya dengan singkat. Sebab pertanyaan Abu Fathyn kepada saya terlalu detail. Beliau sangat mirip dengan seorang detektif. Hehehe. Memang kalau Abu  Fathyn bertanya selalu begitu. Makanya saya mengakhirinya dengan kalimat, "Kalau kamu mau tahu detail tempatnya nanti tanya langsung ke Abu Dzaky atau Abu Madinah," Ujar saya. Namun Abu Fathyn berkeyakinan itu bukan orang tapi hantu. Apa ada hubungannya dengan kejadian di Pesantren Abu Bakar As-Shiddiq Morodadi ya? Itu cuma dugaan sementara saja. Mungkin saja itu anak kecil atau mungkin juga hantu. Wallahu 'alam BishhowabÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H