Mohon tunggu...
darmono
darmono Mohon Tunggu... Guru - Mencari jalan keridhoan Ilahi Rabbi

punya mata punya telinga punya hati punya rasa dan punya segalanya kecuali ketentraman jiwa

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Character Emergency Education

11 Oktober 2010   15:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:31 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Apa yang tidak pernah dilanggar di negeri ini? Pasti semua peraturan pernah atau malah sering dilanggar oleh pelaksana atau bahkan pembuat peraturan itu sendiri. Dari yang sekedar berhenti di lampu merah tapi melanggar batas yang sudah ditentukan/ memakan hak penyebrang jalan dengan berhenti di zebra cross hingga hal yang amat beesar mengkhianati landasan konstitusional negara sendiri dan yang maha besar bersekutu / mentuhankan selain Tuhan yang diakuinya atau agama yang tercantum di KTP nya. Vatalnya pengalaman melakukan pelanggaran sehingga terbiasa serta populer dari generasi ke generasi dan dianggap lumrah diawali ketika berada di institusi pendidikan atau kita sebut sekolah , dimana fase di sekolah merupakan penggemblengan kepribadian agar menjadi pribadi lebih baik dari yang sudah baik dengan ditambahkan ilmu yang akan membawa pada pribadi yang baik serta berpendidikan dan bertahan serta tegar dalam kebaikan sehingga dengan ilmunya kebaikan tersebut mampu dipertanggung jawabkan, bukan memperbaiki yang tdak baik menjadi lebih baik nah ini yang membuat sekolah tidak efisien dalammelakukan fungsinya sebagai pencetak generasi yang berilmu berpendidikan malah jika seperti ini Sekolah mirip LAPAS ( lembaga pemasyarakatan ) tempat berkecimpung dan pembinaan orang –orang yang bermasalahagar lebih baik .

Awal pembentukan karakter pertama kali ketika kita berada dalam keluarga, setelah dalam keluarga lolos bersambung dalam lingkungan masyarakat, antara lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat inilah apakah akan saling mendukung dan memperkuat antara yang dibentuk kedua lingkungan tersebut atau malah gontok-gontokan atau bertolak belakang, tergantung dimanakah character antibodi yang lebih terbentuk di lingkungan keluarga atau di lingkungan masyarakat. Perlu digaris bawahi sebelum melanjutkan paragraf selanjutnya nilai karakter positif negatif atau baik buruknya penulis tidak menjustifikasi pada satu lingkungan buruk sedangkan lingkungan lain baik ini tergantung kondisi dan kedaan pada lingkungan yang bersangkutan.

Karakter sangat penting untuk dididik agar lebih baik yaitu terbentuk manusia yang senantiasa melakukan hal yang semestinya ia lakukan serta mampu mempertahankan dan berani melaksanakan walaupun tergoda segala macam rayuan terancam segala macam presure atau tekanan dan siap menerima segala macam akibatnya entah itu tidak naik kelas, lama mengantri, tidak akan naik jabatan, tidak kaya-kaya, dijauhi orang disekitar, sampai yang terakhir dan mungkin akhir dari kehidupan kita yaitu mati .Character building sama pentingnya dengan infrastructure building keduanya ada hubungan simbiosis, coba pikir saja jika seorang insinyur sipil membangun jembatan dengan bad character nya yaitu memakai semen pada beton dengan takaran yang tidak memenuhi standar minimal dimaksudkan agar ia memperoleh untung yang lebih banyak tanpa apa yang akan terjadi pada jembatan yang ia bangun untuk waktu selanjutnya yang akan menimbulkan lebih banyak kerugian yang berlangsung terus menerus terhadap masyarakat banyak apabila terjadi kerusakan yang sangat cepat jauh dari perkiraan target umur jembatan itu akibat tak sesuainya jembatan yang diinginkan.

Dalam keluarga universal education sangat berpengaruh, sebab adalah awal dari pribadi – pribadi , tempat dimana manusia mengadu dan berpulang ketika manusia masih ada di dunia nyata. Keluarga merupakan background pada layer 1 atau paling dasar pembentukan karakter, oleh karena itu perlu dicanangkan keluarga yang peduli karakter demi moral bangsa ‘moral keluarga merupakan moral bangsa’ oleh karena itu tidak bisa di anggap sepele. Selain keluarga ligkungan pun sangat menentukan jika perhatian dan pergaulan hanya sedikit kapasitas dalam ranah keluarga dan begitu sebaliknya. Di sekolah sangat sensitif banyak budaya yang amat mengikis karakter luhur seperti mencontek, belajar dengan hanya mengharapkan nilai,school for get easy job, etc. Dari kesemua itu penting adanya kesadaran diri pada tiap-tiap masing individu untuk berani mengamalkan karakter luhur tanpa dihantui rasa takut ini dan itu sebab hakekat hidup bukan untuk makan dan menghirup oksigen serta hanya meminum H20 namun menyempurnakan budi pekerti seperti tugas Rasul hanyalah menyempurnakan budi pekerti seluruh umat dan tugas manusia terhadap Tuhannya adalah ibadah,disamping itu pangan,sandang, dan papan sudah ada yang mengatur, jika salah satu sisi seimbang (krakter) maka sisi lain juga akan seimbang ( insfrastructure ).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun