Mohon tunggu...
DARMINTO
DARMINTO Mohon Tunggu... Guru - PENDIDIK

SEORANG PENDIDIK DI SEBUAH SEKOLAH DASAR NEGERI

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Budaya Positif di Sekolah

8 Juni 2024   20:05 Diperbarui: 8 Juni 2024   20:06 667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Budaya Positif di Sekolah Penerapan budaya positif di sekolah merupakan salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan nasional. Budaya positif adalah nilai-nilai, keyakinan dan keniasaan yang berpihak pada murid agar murid berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan tanggungjawab. Salah satu unsur utama dari budaya positif adalah disiplin positif. Budaya positif di sekolah sangatlah penting untuk mengembangkan peserta didik yang memiliki karakter kuat dan berakhlak sesuai profil pelajar pancasila seperti yang dicetuskan sebagai pedoman untuk pendidikan di Indonesia.Budaya positif bisa dikatakan sebagai gerbang awal sekolah dalam menuju transformasi sebuah institusi. Budaya positif mengajak para guru untuk merubah pandangan mereka dalam menentukan iklim belajar yang positif dan adanya keberpihakan pada peserta didik.

Budaya positif dapat dibangun dengan syarat sekolah mampu menyediakan lingkungan yang positif, aman serta nyaman agar peserta didik mampu berfikir , bertindak serta bersikap secara mandiri dengan rasa penuh tanggung jawab sehingga  mampu mengembangkan dirinya secara maksimal. Salah satu strategi utama yang perlu ditinjau ualang dalam penerapan budaya positif adalah kebiasaan disiplin yang sering diterapkan dilingkungan sekolah. Disiplin yang diterapkan sering kali belum merupakan displin positif melainkan disiplin yang masih dibayang-bayangi oleh rasa takut akan hukuman maupun adanya pemberian penghargaan. Disiplin yang dijalankan bukan bersumber dari motivasi intrinsik mereka melainkan atas dasar dorongan  ekstrinsik yang ada.

Masih sering kita jumpai model disiplin yang diterapkan belum berpusat pada keyakinan yang ada melainkan masih berpatokan kepada peraturan yang berlaku, sehingga sering terjadi peserta didik melakukan disiplin hanya untuk menghindari rasa tidak nyaman mereka dari hukuman. Bahkan tak jarang juga ada peserta didik yang melakukan displin demi mendapatkan penghargaan dari orang lain. Berkaca dari kejadian tersebut, sebagai pendidik tujuan kita adalah menyiapakan peserta didik yang memiliki disiplin positif, sehingga mereka dapat berprilaku sesuai dengan nilai --nilai kebajikan yang kita yakini serta termotivasi dari dalam dirinya. Bagaimana peran kita sebagai pendidik mampu menumbuhkan disiplin positif pada peserta didik sehingga peserta didik mampu mengontrol dirinya dalam bertindak dengan mengacu pada norma- norma kebajikan. Bagaimana Peran kita sebagai pendidik dapat menumbuhkan disiplin positif pada diri siswa sehingga siswa mampu menggali potensinya menuju kepada sebuah tujuan, sesuatu yang dihargai dan bermakna, mengontrol diri, menguasai diri untuk memilih tindakan yang mengacu pada nilai-nilai yang dihargai.

Peserta didik yang memiliki disiplin positif akan mampu bertanggungjawab akan segala tindakannya. Peserta didik  yang memiliki disiplin positif akan memiliki motivasi internal yang tinggi dalam mengusai diri untuk melakukan tindakan yang sesuai dengan nilai-nilai kebajikan universal. Bagaimana budaya positif yang sudah ada disekolah berkembang menjadi sebuah karakter positif dari semua warga sekolah. Bagaimana  pendidik mampu menumbuhkan budaya positif dalam mewujudkan profil pelajar pancasila, dan bagaimana penerapan restitusi guru pada posisi manager agar selalu tercipta motivasi intrinsik peserta didik dalam berdisiplin positif. Hal ini semua tentunya yang  menjadikan pertimbangan untuk di lakukannya budaya positif di sekolah.

Adapun yang menjadi tujuan utama dalam tindakan nyata Budaya Positif di sekolah antara lain:1)  Menumbuhkan budaya positif dengan keyakinan  kelas,2) Meningkatkan nilai-nilai kebajikan dalam pembelajaran, 3) Mendorong terwujudnya murid yang memiliki pribadi yang kritis, penuh hormat dan bertanggungjawab, 4) Mengembangkan nilai-nilai profil pelajar pancasila pada diri murid dalam kegiatan pembelajaran, 5) Melakukan kegiatan pembiasaan murid untuk mengimplementasikan nilai-nilai profil pelajar Pancasila.

Demikian sedikit tulisan ini wemoga dapat bermanfaat bagi kita semua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun