Mohon tunggu...
Darmina Mirna
Darmina Mirna Mohon Tunggu... -

Nama : Darmina Nama panggilan : Mirna Alamat : BTN Unhalu Blok Q.15 Jurusan : Kesehatan Masyarakat UHO Peminatan : Promkes

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Kebersamaan Akan Lebih Berharga Ketika Kita Sudah Kehilangannya (dari Kisah Seorang Sahabat)

31 Oktober 2014   02:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   19:06 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kebi,,, begitulah nama trend yang sebagian besar warga Kendari menyebutnya. Kota indah dimana semua langkah kaki tertuju padanya untuk menikmati keindahan kota dimalam hari dengan kuliner khas dengan berbagai rasa saji tradisional kota kendari (Pisang Epe).

Kisah dimana ada seorang lelaki yang sedang merenungi masa lalu bersama sahabatnya. Setiap kali dia melintasi kota itu, seperti ada sesuatu yang menahan langkahnya, menarik seluruh perhatiannya untuk berhenti. Diseberang jalan ada seorang bocah tak berbaju dengan gitar kecil yang dipangkunya. Dia menunggu hingga keadaan sepi, dia pun melintasi jalan dengan lari-lari kecilnya, ternyata hanya seorang pengamen yang sedang beristrahat. Dia pun melipatjaketnya dan duduk tepat dipojok pondok sekitar 5 meter dari pengamen yang sedang beristrahat. Pandangannya tertuju pada hamparan laut yang begitu indah seperti masih melekat erat sosok seorang dengan rambut lurus panjang duduk bersama disampingnya.

Tengah ingatannya sampai tertuju pada sosok tadi. Hujan gerimis waktu itu, mereka berlari menyusuri trotoar jalan dan berhenti tepat ditempat duduknya tadi. Pada saat itu, seorang pengamen datang menghampiri mereka dan bertanya “mau lagu apa”?, mereka pun menjawab “lagu akhir cerita”, mereka pun bernyanyi bersama .

“maaf jika aku pernah membencimu waktu itu, karna rasa egoismu. Ternyata didalam hatimu tersimpan perhatian dan kasih sayang. Memang ku akui aku membencimu waktu itu, namun sebagian hati kecilku menolak. Maaf aku menolak permintaanmu waktu kamu minta aku untuk mengantarmu pergi di Rumah Sakit esok harinya.” Kata sang laki-laki ketika duduk merenung dan membayangkan kejadian bersama temanya.

Setahun sudah sahabatnya meninggalkan kota ini, tanpa ada pinta yang dia berikan padanya. Lama sesudah kepergiannya waktu itu, dia mencoba menghubungi ibu sahabatnya itu lewat telfon. Seluruh jiwanya seolah bergetar, aliran darahnya seolah berhenti setelah mendengar kabar bahwa sahabatnya telah tiada karena penyakit yang menimpanya waktu itu . Dia menyesal ketika dulu tidak memenuhi permintaan saat sahabatnya meminta diantar dirumah sakit.

Baginya sahabatnya memang mempunyai jiwa yang kuat, menanggung derita sendiri hingga dia tidak sanggup untuk membayangkan.

Disinilah kita menganggap sesuatu hal itu akan lebih penting ketika hal itu telah hilang atau tidak ada.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun