Mohon tunggu...
Darmin Hasirun
Darmin Hasirun Mohon Tunggu... Freelancer - Menulis Agar Menjaga Nalar Sehat

Saya hobi menulis, menganalisis, membaca, dan travelling

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ganjar-Mahfud Lawan Berat Anies-Muhaimin

20 Oktober 2023   05:56 Diperbarui: 20 Oktober 2023   06:07 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bicara politik praktis memang menarik diperbincangkan, apalagi jika para kandidat memasang berbagai macam strategi guna mendapatkan simpati masyarakat tentunya dengan cara-cara yang demokratis dan jauh dari praktik kecurangan.

Pada hari Rabu, 18 Oktober 2023 merupakan momen bersejarah bagi pasangan Ganjar-Mahfud dalam memperebutkan jabatan paling bergengsi di Indonesia tahun 2024 yaitu Presiden dan Wakil Presiden RI. Terpilihnya Mahfud sebagai calon wakil presiden mendampingi Ganjar Pranowo bukanlah berita yang mengagetkan karena sudah diprediksi lebih awal oleh berbagai lembaga survey dan pengamat politik terkait sosok yang mendampingi Ganjar Pranowo pada Pemilu 2024.

Terpilihnya Prof. Mahfud.MD melalui penggunaan hak prerogatif Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri telah mengubah peta politik nasional yang akan menjadi tugas berat pasangan Anies-Muhaimin untuk mendapatkan dukungan suara rakyat. Kepiawaian Megawati membuat taktik dan strategi politik sudah diakui di kanca politik nasional, seperti halnya pemain catur yang telah mahir menempatkan bidak guna menumbangkan lawan mainnya. Itulah pentingnya mengatur langkah-langkah pertempuran seperti yang diungkapkan oleh Sun Tzu, ahli strategi perang China: "Strategi tanpa taktik adalah rute paling lambat menuju kemenangan. Taktik tanpa strategi adalah kebisingan sebelum kekalahan".    

Saya membaca cara Megawati menempatkan Mahfud sangatlah terukur dan beliau pasti sudah mempelajari beberapa hasil survey terkait calon wakil presiden salah satunya lembaga Fixpoll Research and Strategic Consulting yang pernah melakukan survey tanggal 9-16 Mei 2023, hasilnya menempatkan sosok Mahfud (65%) sebagai calon wakil presiden terkuat di daerah Jawa Timur mengalahkan elektabilitas dari Muhaimin Iskandar (52,7%) dan Khofifah Indar Parawangsa (59,7%).

Mahfud juga akan menjadi calon Wapres yang membelah suara kalangan Nahdatul Ulama sehingga Muhaimin tidak lagi memonopoli permainannya dalam Ormas terbesar di dunia ini. NU memang yang sangat diperhitungkan dalam kanca politik nasional karena mempunyai pengikut hingga lebih 95 juta jiwa pada tahun 2021 versi Wikipedia dan terdapat 40 juta jiwa wajib pilih versi survey Saiful Mujani Research Consulting (SMRC), jumlah ini sangat menentukan kemenangan dalam Pilres 2024 nanti.

Megawati memang sangat dekat dengan kalangan NU sehingga setiap momen Pilpres selalu mengambil kader-kader NU sebagai mendobrak suara, seperti menempatkan KH. Hasyim Muzadi (Ketua Umum PBNU 2000-2010) sebagai Cawapres berpasangan dengannya tahun 2004, dan KH. Ma'ruf Amin (Mustasyar PBNU sejak 2019) dipasangkan dengan Joko Widodo pada Pemilu 2019.

Saya mengidentifikasi pasangan Ganjar-Mahfud merupakan penghalang yang cukup kuat bagi perjuangan pasangan Anies-Muhaimin dalam mendapatkan suara mayoritas di daerah Jawa Timur dan kalangan NU. Sementara itu Ganjar Pranowo sebagai mantan Gubernur Jateng akan mendapatkan basis massa yang banyak di masyarakat Jawa Tengah, dan di daerah Jawa Barat pada survey Lembaga Poltracking Indonesia dari tanggal 25 September- 1 Oktober 2023  masih menempatkan Prabowo Subianto sebagai Capres terkuat (44,2%) mengalahkan Anies Baswedan (25%), dan Ganjar Pranowo (21,8%), sisa (9%).

Permainan pasangan Anies-Muhaimin diprediksi akan mulai terkunci di wilayah-wilayah yang mempunyai pemilih terbanyak melalui blokingan pasangan Ganjar-Mahfud. Artinya pasangan Ganjar-Mahfud sebagai kode keras bagi pasangan Anies-Muhaimin untuk bekerja ekstra kuat dan hati-hati demi menggarap suara-suara lain diluar jawa dan di luar NU, jika pasangan Anies-Muhaimin tidak berhasil menarik suara mayoritas di luar jawa dan NU, maka dapat dipastikan mereka akan gagal diputaran kedua.

 Ya putaran kedua ! karena Pilres tahun 2024 diprediksi kuat pada putaran pertama tidak akan melampaui 50% dari total suara wajib pilih nasional dan harus dilaksanakan putaran kedua demi mendapatkan suara lebih dari 50%.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun