Mohon tunggu...
Darmayasa Darma
Darmayasa Darma Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis

Lahir di Ubud, Bali, Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Di Mana Ada Kebenaran, di Sana Ada Kejayaan

27 Maret 2020   08:21 Diperbarui: 27 Maret 2020   08:24 2384
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Barbarika adalah putra dari Ghatotkaca dengan Dewi Ahilavati atas karunia Dewa Shiva dan Agni. Ia mempunyai kesaktian luar biasa walau hanya dalam bentuk 3 anak panah sakti.

Sebelum perang Bharatayuddha terjadi, Krishna bertanya kepada masing-masing jenderal perang di kedua belah pihak, berapa hari mereka perlukan waktu untuk memenangkan peperangan tersebut? Bhma, Droa, Kara, Yuddhisthira, Arjuna dan lain-lain menyampaikan keyakinan akan kemampuannya; ada yang mengatakan mampu memenangkan peperangan dalam 30 hari, 24 hari, 20 hari dan lain-lain. Akan tetapi, Krishna menjadi kaget mendengarkan jawaban Barbarka, cucu Bhma, bahwa ia mampu menyelesaikan peperangan Bharatayuddha dalam waktu kurang lebih satu menit, dan itu pun ia akan lakukan untuk memihak pihak yang lemah. Ia mempunyai 3 anak panah sakti; yang pertama mampu menandai semua target yang akan dihancurkan, anak panah kedua mampu menandai target yang akan diselamatkan, dan anak panah sakti yang ketiga akan menghancurkan seluruh target yang ditandai oleh anak panah pertama atau yang tidak ditandai oleh anak panah kedua.

Krishna yang pada waktu itu menyamar menjadi Brhmaa mengetahui jelas bahwa walaupun jumlah pasukan Kaurava jauh lebih banyak dari pada pasukan Pava (11 berbanding 7 akauhii), tetapi pada akhirnya Kaurava akan menjadi pihak yang lemah. Lalu, keputusan untuk memihak yang lemah akan memaksa Barbarka memihak Kaurava. Itu berarti kekalahan Pava adalah pasti.

Demi memastikan kemenangan berada di pihak Pava, yaitu pihak yang membela kebenaran, lalu Krishna menguji kesaktian Barbarika. Krishna meminta Barbarika mengikat seluruh daun pohon Pippala yang ada di dekatnya. Ketika Barbarika memejamkan mata melepaskan anak panahnya yang pertama, Krishna memanfaatkan kesempatan tersebut untuk memetik selembar daun lalu menyembunyikan di bawah telapak kakinya. Begitu anak panah pertama dilepaskan oleh Barbarika, seluruh daun pohon Pippala dalam sekejap sudah tertandai sebagai target penghancuran. Akan tetapi, satu anak panah tampak berputar-putar mengintai kaki Krishna yang sedang menyembunyikan selembar daun Pippala tersebut. Barbarika meminta agar Krishna mengangkat kaki, jika tidak maka anak panah tersebut akan melukai kaki Krishna.

Singkat cerita, Barbarika berjanji akan memberikan apa saja yang diminta oleh Brhmaa Krishna. Ternyata yang diminta oleh Krishna adalah penggalan kepala Barbarika.

Demikian; harta benda, pengetahuan, kesempatan, kekuatan dan kesaktian, jabatan dan lain-lain jika tidak dipergunakan di jalan kebenaran dharma maka ia akan diambil kembali oleh-Nya. Namun, jika semua itu dipergunakan sebagai pelayanan dharma demi kemuliaan makhluk lain, maka orang akan memperoleh segala kesuksesan di dalam hidupnya, karena "yato dharma tato jaya" -- Sabarinyan gawaya ri dharma ta pwa, niyata kita ri jayakn yawat marikana, di mana ada kebenaran dharma di sana ada kemenangan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun