Generasi Z, yang tumbuh dewasa di tengah revolusi teknologi digital, menghadapi tantangan dan peluang unik dalam menghadapi politik kontemporer. Di era di mana informasi dapat dengan mudah disebarluaskan melalui platform media sosial, generasi ini dihadapkan pada tantangan untuk memilah informasi yang benar dari yang palsu, serta untuk memahami kompleksitas isu-isu politik yang dihadapi oleh masyarakat. Namun, di tengah dinamika ini, generasi Z juga memiliki peluang untuk menggunakan teknologi sebagai alat untuk memperjuangkan perubahan sosial dan politik yang mereka inginkan.
Salah satu tantangan utama yang dihadapi generasi Z dalam politik adalah meningkatnya polarisasi dan divisivitas di ranah digital. Platform media sosial sering menjadi ajang perdebatan yang penuh emosi, di mana opini dipertentangkan tanpa dasar fakta yang kuat, menyebabkan terjadinya fragmentasi masyarakat. Generasi Z dituntut untuk menjadi kritis terhadap informasi yang mereka terima dan untuk berkomunikasi secara konstruktif dalam menanggapi isu-isu politik yang kompleks. Selain itu, mereka juga dihadapkan pada tugas untuk membangun solidaritas lintas generasi dan lintas kelompok dalam upaya memperjuangkan keadilan sosial dan kesetaraan.
Namun demikian, generasi Z juga memiliki peluang besar untuk memanfaatkan kecakapan digital mereka sebagai alat untuk menggalang dukungan dan memperjuangkan perubahan. Melalui kampanye online, petisi daring, dan aktivisme sosial media, generasi ini dapat mengorganisir gerakan politik yang kuat dan berdampak. Dengan memanfaatkan keahlian teknologi mereka, generasi Z dapat mengubah dinamika politik tradisional dan memperjuangkan agenda-agenda progresif yang mereka anggap penting bagi masa depan mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H