Positive relation with others atau yang disebut juga dengan hubungan positif dengan orang lain yakni memiliki perasaan yang kuat yaitu empati dan kasih sayang untuk seluruh umat manusia, menjalin persahabatan yang lebih dalam, dan identifikasi yang lebih lengkap dengan orang lain dan hubungan yang hangat dengan orang lain.
Banyak teori sebelumnya menekankan pentingnya kehangatan, kepercayaan dalam hubungan interpersonal. Kemampuan untuk mencintai dipandang sebagai komponen utama dari kesehatan mental. Membina  hubungan yang hangat dengan orang lain yang diajukan sebagai kriteria kedewasaan. Tahap perkembangan dewasa juga menekankan keintiman (intimacy) dan generativity. Dengan demikian, pentingnya hubungan positif dengan orang lain secara berulang kali ditekankan pada konsep psychological well-being ini.
Ryff (1995) mengemukakan bahwa seseorang yang memiliki hubungan yang positif dengan orang lain mampu membina hubungan yang hangat dan penuh kepercayaan dengan orang lain. Selain itu, individu tersebut memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan orang lain, dapat menunjukkan empati, afeksi dan intimitas serta memahami prinsip memberi dan menerima dalam hubungan antar pribadi
Sebaliknya Ryff (1995) mengemukakan bahwa seseorang yang kurang baik dalam dimensi hubungan positif dengan orang lain ditandai dengan tingkah laku yang tertutup dalam hubungan dengan orang lain, sulit untuk bersikap hangat, peduli dan terbuka dengan orang lain, terisolasi dan merasa frustasi dalam membina hubungan interpersonal, tidak berkeinginan untuk berkompromi dalam mempertahankan hubungan dengan orang lain.
Bhogel & Prakash yang menjelaskan ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesejahteraan psikologis yaitu :
- Personal control, yaitu kemampuan seseorang dalam mengontrol segala emosi dan dorongan yang muncul dati dalam diri.
- Self Esteem atau harga diri, yaitu memiliki harga diri yang seimbang.
- Positive Affect, perasaan atau emosi yang positif (kesenangan atau kegembiraan).
- Manage Tension, yaitu kemampuan untuk mengatur ketegangan yang keluar dari dalam diri, misalnya kemarahan atau kebahagiaan, sehingga tidak muncul secara berlebihan.
- Positive thinking, yaitu berfikir positif dalam menghadapi peristiwa, suasana, atau individu baru.
- Ide & Feeling yang efisien, yaitu mengeluarkan ide dan perasaan yang tepat dan sesuai dengan konteks serta tidak berlebihan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H