Mohon tunggu...
Darmawan  Buchari
Darmawan Buchari Mohon Tunggu... -

Memiliki profesi sebagai guru Fisika di Aceh. Bakat menulis mulai terasah sejak kuliah. Kemampuan menulis terus meningkat sejak bergabung dengan Ikatan Guru Indonesia (IGI). Penulis juga dipercaya sebagai Ketua IGI Kota Lhokseumawe. Sering diundang sebagai trainer Penelitian Tindakan Kelas, Research and Development (RnD), serta literasi produktif berbasis IT.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Melestarikan Budaya Melalui PKA

5 Agustus 2018   12:41 Diperbarui: 5 Agustus 2018   13:18 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Aceh mengadakan kegiatan akbar pada awal Agustus 2018. Kegiatan tersebut merupakan kegiatan kebudayaan yang dikemas dalam Pekan Kebudaan Aceh (PKA). PKA tahun 2018 ini merupakan PKA kedelapan kali. Praktis sudah 7 (tujuh) kali Aceh mengadakan even PKA. Sesuai dengan namanya, kegiatan ini berlangsung selama satu pekan. 

PKA kedelapan berlangsung mulai tanggal 5  sampi dengan 15 Agustus 2018 di Taman Ratu Safiatuddin, Banda Aceh. Kegiatan 4 (empat) tahunan ini diikuti oleh 23 Kabupaten/Kota yang ada di Aceh. PKA menampilkan kebudayaan Aceh yang tersebar di 23 Kabupaten/Kota. PKA tahun 2018 bertemakan Aceh Hebat dengan Adat Budaya Bersyariat. 

Berdasarkan tema tersebut dapat disimpulkan bahwa hajatan ini tidak lepas dari visi besar Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh Irwandi Yusuf - Nova Iriansyah. Menjadikan Aceh Hebat di segala bidang butuh kerja keras yang harus didukung oleh segenap lapisan masyarakat. Demikian juga dengan adat budaya Aceh yang perlu dilestarikan.

Adat dan Budaya Aceh sangat kental dengan corak Islami. Maka tidak mengherankan jika adat dan budaya Aceh selalu berlandaskan Islam. Hal ini sesuai dengan kenyataan bahwa Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang diberi kewenangan menerapkan syariat Islam secara kaffah. Sejak zaman dahulu syariat Islam mewarnai adat dan budaya Aceh.

Ajang PKA kedelapan merupakan langkah nyata dalam melestarikan kebudayaan Aceh. Adat dan Budaya Aceh itu banyak jenis dan ragamnya. Banyak diantaranya yang sudah mulai terlupakan digerus perkembangan zaman. Banyak generasi muda Aceh yang tidak lagi mengenali kebudayaannya sendiri. Terlebih lagi generasi muda sekarang disibukkan dengan arus informasi via media sosial.

Bukan hal berlebihan ketika penulis menyatakan bahwa generasi muda banyak yang tidak mengenali lagi adat dan budaya warisan endatu. Contoh paling mutakhir adalah ketika banyaknya bakal calon anggota legislatif (bacaleg) yang tidak lolos uji kemampuan baca Alquran. Padahal Aceh sangat kental dengan ajaran Islam. Generasi Aceh terdahulu hampir tidak ada yang tidak bisa mengaji. Tetapi saat ini banyak generasi muda Aceh yang tidak bisa mengaji.

Belum lagi adat dan budaya lain yang mulai pudar. Meudikee, seudati, likok pulo, dan budaya lainnya sangat jarang ditampilkan baik itu dalam acara resmi pemerintah maupun acara lain. Hanya tari saman dan ranup lampuan yang sering ditampilkan dalam kegiatan resmi pemerintah atau swasta. Oleh karena itu PKA merupakan ajang paling tepat untuk menampilkan kembali adat dan budaya yang sudah mulai pudar tersebut.

Dulu penulis paling suka mengikuti acara intat linto maupun preh dara baroe. Bukan karena makanan atau peta yang mewah yang penulis dambakan. Akan tetapi acara berbalas pantun yang ditampilkan oleh kedua pihak selalu penulis nantikan. Banyak pesan moral yang terdapat dalam syair pantun tersebut. Namun saat ini acara balas pantun tersebut sangat jarang kita temukan. Hal ini menunjukkan bahwa warisan budaya tersebut bakal hilang ditelan perkembangan zaman jika tidak dilestarikan. Penulis berharap dalam ajang PKA tahun ini, ada stand yang menampilkan acara berbalas pantun. Semoga Aceh betul betul menjadi hebat dengan adat budayanya yang bersyariat.

Penulis: Jon Darmawan, M.Pd. Guru SMAN 7 Lhokseumawe dan Ketua IGI Kota Lhokseumawe.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun