Mohon tunggu...
Darmawan bin Daskim
Darmawan bin Daskim Mohon Tunggu... Lainnya - Seorang petualang mutasi

Pegawai negeri normal

Selanjutnya

Tutup

Diary

Biaya PCR udah Turun, Pulang dong, Pah!

9 September 2021   08:58 Diperbarui: 9 September 2021   09:02 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Entah karena pilihan, entah pula karena keterpaksaan, faktanya ... keberadaan para bulok untuk tetap di lokasi tugas, khususnya saat momen-momen hari raya keagamaan menjadi realitas yang mesti dilalui. Sesuatu yang dulu seakan "aib" bila berlebaran tidak kumpul bersama istri/suami-anak dan kerabat, kini telah menjadi sesuatu yang biasa, persis apa yang tertulis pada status Whatsapp rekan sejawat di malam Idul Adha tadi.

Bukan cocoklogi, bukan pula upaya pembelaan, sejatinya di balik kegundahan para bulok pejuang mutasi tersebut mengandung nilai moral positif.

Satu unsur penting dalam nilai-nilai kementerian yang harapannya menjadi budaya organisasi, yaitu integritas, tidak berlebihan bila dikatakan sudah ada pada diri para bulok pejuang mutasi.

Bila mengacu ke sebuah materi berjudul Pengantar Integritas (Khalimi, Widyaiswara Ahli Madya Pusdiklat PSDM) yang ditemukan pada file folder komputer kantor peninggalan senior sebelumnya, disebutkan bahwa beberapa unsur integritas adalah di antaranya (1) disiplin, (2) peduli, (3) tanggung jawab, dan (4) jujur.

Salah satu pengertian kata disiplin dalam KBBI online adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Di saat ada kebijakan larangan mudik pada masa hari raya keagamaan atau lebaran karena pandemi COVID-19, para bulok pejuang mutasi disiplin mematuhinya, menunda lepas kangen karena menerima realitas yang tidak biasa, berlebaran tidak bersama istri/suami-anak dan kerabat.

Layaknya pencuri yang selalu punya banyak akal buruk, sebenarnya kebijakan larangan mudik masa lebaran tempo hari dapat disiasati dengan memanfaatkan celah persyaratan khusus karena urgensi berupa surat tugas dari atasan yang berwenang, tetapi mereka tetap memilih tidak mudik.

Terlepas entah karena takut sanksi atau memang patuh dalam artian sesungguhnya, setidaknya keberadaan mereka tetap berada di lokasi tempat bertugas bersama rekan sejawat dan bawahan adalah bentuk satu kepedulian, khususnya kepedulian kepada bawahan yang lebih tidak punya banyak pilihan, selain tetap berada di tempat bertugas.

Rasa peduli yang konon informasinya berada pada titik terendah dari hasil survei integritas, memang akhir-akhir ini di saat masa pandemi COVID-19, banyak momen yang dapat dijadikan ukuran, baik secara rasa maupun angka.

Kata peduli yang dalam KBBI online berarti mengindahkan, memperhatikan, menghiraukan rasanya tak jauh beda dengan arti dari kata empati yang dalam KBBI online berarti keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau mengidentifikasi dirinya dalam keadaan perasaan atau pikiran yang sama dengan orang atau kelompok lain.

Empati atau peduli akan lebih mudah muncul bilamana pernah ikut merasakan, bukan hanya melihat dan mendengar. 

Mereka, pimpinan yang di saat momen lebaran tempo hari lebih memilih tidak mudik, tetapi justru berkumpul berlebaran bersama bawahan tentunya dirasa lebih mempunyai empati dan peduli dibanding mereka yang tetap memilih mudik dengan memenuhi persyaratan khusus karena alasan urgensi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun