Siapa seh yang tidak kenal Jokowi? Pamor Jokowi sebagai penyelamat cagar budaya langsung naik setelah kasus Sari Petojo yang melibatkan perseteruan antara beliau dengan Bibit Waluyo, Gubernur Jawa Tengah. Akan tetapi, benarkah Jokowi benar-benar penyelamat cagar budaya? Dengan slogan ngInggris yang dipromosikannya, Solo's Future is Solo's Past, Jokowi hendak mengembalikan kejayaan kota Solo seperti pada masa pemerintahan Pakubuwono X dan Mangkunegoro VII yang berkuasa pada awal abad XX. Kedua pemimpin pra kemerdekaan itu berhasil membawa kota Solo sebagai salah satu kota dengan penataan terbaik se-Asia Tenggara saat itu. Baru-baru ini pula Pemkot Solo juga membentuk Tim Ahli Cagar Budaya untuk menginventarisir cagar budaya atau heritage di kota Solo. Namun, gelar 'penyelamat cagar budaya' patut dipertanyakan lantaran rencana Jokowi merobohkan salah satu bangunan peninggalan Pakubuwono X hanya demi ambisi Green City yang juga gencar dipromosikannya. Bangunan itu adalah bekas Rumah Sakit Jiwa Mangunjayan yang terletak di sebelah barat daya Stadion Sriwedari Solo. Rumah sakit ini didirikan oleh Pakubuwono X pada tahun 1918 dan diresmikan penggunaannya 17 Juli 1919 dengan nama Doorganghuis voor Krankzinningen, oleh masyarakat dikenal dengan RSJ Mangunjayan. Pendiriannya bebarengan dengan RS Kadipolo dan RS Mangkubumen. Ketiga rumah sakit itu mengukuhkan kota Solo sebagai kota negara yang maju dalam bidang kesehatan. Pada perkembangannya, tahuan 1986 RSJ Mangunjayan pindah ke daerah Kentingan,  sementara bangunannya kini dipakai sebagai Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dispendukcapil) Solo. [caption id="attachment_143756" align="aligncenter" width="646" caption="Bekas RSJ Mangunjayan Solo, salah satu penanda identitas kota Solo. RSJ Mangunjayan menunjukkan kemajuan di bidang kesehatan kota Solo awal abad XX. Walaupun bangunannya biasa dan sederhana namun bangunan ini tidak bisa dilepaskan begitu saja dari sejarah kota Solo. Sumber : Solopos.com. "][/caption] Nasib malang dialami RS Mangkubumen, bangunan lama dihancurkan dan sekarang dijadikan mal dan apartemen Paragon, sementara RS Kadipolo bak rumah hantu saking tidak ada yang merawatnya. RSJ Mangunjayan dan RS Kadipolo merupakan peninggalan Sunan PB X. Pada zaman kemerdekaan, Keraton Solo telah menyerahkan semua asetnya kepada negara agar dipergunakan dengan baik, sayang sekali bila semua aset itu tidak dirawat dengan baik. Akankah nasib malang dialami pula oleh bangunan bekas RS Mangunjayan? [caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Bekas Rumah Sakit Kadipolo, mangkrak, tak terurus. RS Mangkubumen (sekarang tidak bersisa), RS Kadipolo dan RSJ Mangunjayan menandakan kemajuan di bidang kesehatan kota Solo pada awal abad XX. RSJ Mangunjayan dan RS Kadipolo merupakan peninggalan Sunan PB X. Pada zaman kemerdekaan, Keraton Solo telah menyerahkan semua asetnya kepada negara agar dipergunakan dengan baik, sayang sekali bila semua aset itu tidak dirawat dengan baik. Akankah RSJ Mangunjayan dihancurkan? sumber pic : tentang solo @flickR"][/caption] Ketua Tima Ahli Cagar Budaya Solo, Kusumastuti (ahli urban planning dari UNS), menyarankan agar dilakukan kajian terlebih dahulu terkait kesejarahan bangunan itu, mengingat kota Solo adalah salah satu kota heritage dan RSJ Mangunjayan merupakan salah satu identitas sejarah kota Solo. Sayangnya, Jokowi beralasan bahwa perobohan bangunan bekas RSJ Mangunjayan sudah merupakan program Pemkot dalam rangka menjadikan kawasan itu sebagai area hijau (demi terwujudnya green city).  Soedarmono, sejarawan kondang yang juga anggota Tim Ahli Cagar Budaya, menyesalkan rencana Pemkot Solo untuk merubuhkan bangunan itu. Beliau menganggap Pemkot Solo tidak memiliki komitmen serius dalam menjaga kelestarian heritage, padahal Solo telah dicanangkan sebagai salah satu World Heritage Cities beberapa tahun yang lalu dan ironisnya lagi, baru-baru ini Pemkot juga telah membentuk Tim Ahli Cagar Budaya yang salah satu tugasnya menginventarisis bangunan cagar budaya di Solo. [caption id="" align="aligncenter" width="199" caption="Soedarmono, anggota Tim Ahli Cagar Budaya, menyayangkan rencana Pemkot Solo merobohkan RSJ Mangunjayan. Sumber : solopos.com"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H