Pergaulan hidup di Kuala Lumpur akhirnya mempertemukan saya pada perempuan-perempuan bersemangat. Tuntutan bersosialisasi merupakan kehidupan yang wajar selaku manusia sebagai makhluk sosial. Keinginan merajut rasa persaudaraan pada bangsa sendiri menggiringku pada sosok-sosok mereka.
Mereka tampak haus berkarya. Pemikiran-pemikiran mereka untuk mengembangkan hidup tertuang pada lembaran karyanya. Lembar karya yang begitu apik akhirnya tersusun dalam berbagai buku. Ternyata bukan hanya itu. Mereka selalu siap untuk berbagi pada kawan-kawan di sekitarnya. Mereka serius mencoba, berkaya, dan membimbing setiap orang yang tergabung dalam komunitasnya. Secara bergantian mereka selalu menyemangati setiap anggota yang terlihat lesu dalam berkarya. Sungguh kumpulan Kartini yang bersemangat.
Untuk bertemu dengan mereka sangatlah mudah. Cukup dengan berkenalan dengan salah satu anggota saja, lalu sampaikan niat, dengan cepat gerombolan Kartini ini dapat bertemu. Mereka melayani semua orang tanpa pilih suku, ras, maupun golongan, apalagi hanya jenis kelamin. Yang penting syaratnya satu siap berkarya dengan mereka.
Kartini-kartini ini berhimpun di sebuah komunitas yang mereka namakan Sahabat Pena Nusantara cabang Malaysia. Ketika kita menilik namanya jelas sudah gambaran karyanya. Sebagai Kartini yang baru lahir dan berhimpun mereka sudah menghasilkan sebuah karya yang menggema.” Orang Indonesia Kok Dilawan”, merupakan pertama. Buku yang berisi tentang semangat, kegigihan, serta kengauran rakyat Indonesia di perantauan, khususnya di luar Negeri. Buku yang sempat menjadi buah bibir di Malaysia ini disusun secara runtut, menurut pengalaman mereka. Pengalaman unik, menarik, dan menjadi sebuah pembelajaran bagi para pembacanya.
Masih tentang Kartini ini, mereka dari berbagai golongan mulai dari ibu rumah tangga, tenaga kerja wanita, mahasiswi, dosen, sampai pada penasehat spiritual. Mereka ini pun ternyata di lingkungan kehidupan mereka masing-masing, mereka juga mengembangkan kemampuan dirinya. Diantara mereka, ada yang sebagai guru privat” Si Didi”,pembimbing kerajinan tangan, pembimbing penjahit, ustadzah, guru di pendidikan formal, serta tempat meminta nasehat hidup. Jika ingin mengetahui tentang apa saja, baik informasi kehidupan para tenaga kerja, pendidikan, semangat hidup, maupun momen-momen terkini baik yang terjadi di Malaysia maupun di tanah air, mereka selalu up to date.
Kehadiran merekapun secara luas dapat dinikmati oleh bukan hanya anggota perkumpulan ini, tetapi bagi semua masyarakat di sekitarnya. “Kami ingin beraktualisasi dan hidup yang hanya sekali dapat berarti”, begitulah gambaran semangat mereka. Semangat Kartini di SPN Malaysia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H