Mohon tunggu...
S Darmaji
S Darmaji Mohon Tunggu... Administrasi - Pengalaman bidang Listrik punya setifikat kementrian AK3Listrik, tapi saat ini sebagi Petani Penggiat Porang Nusantara.

Menulis untuk berbagi,,,berbagi cerita, pengalaman hidup yang makin bertambah tua,,aku tidak lebih pintar, tapi mungkin hanya lebih dulu tau,,..

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Koleksi Kaos Kaki

8 April 2014   22:27 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:54 508
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang namanya koleksi itu biasanya barang antik diantaranya, akek mahal, perangko jadul, duwit jadul, kalok yang mewah koleksi para artis ada yang sepatu mahal, sampai daleman ( pakaian dalam ) yang mahal-mahal juga menjadi barang koleksi .

Aku juga gak kalah sama mereka, tapi sedikit agak beda koleksiku, dia adalah kaos kaki, he he,, yang namanya koleksi biasanya barangnya sudah lama, ya.. bener juga, wong koleksiku juga kaos kaki bekas yang sudah menemaniku sekian lama, yang punya riwayat masing-masing, baik suka maupun duka, heee

Beberapa koleksi kaos kakiku, ada kaos kaki yangdulu nemenin aku apel waktu pertama kali punya pacar dan menciumya tapi rasanya pahit itu, di ”Wanginya Pacarku”,,juga kaos kaki yang menemani akuwaktu rapat dengan Vice Presiden Direktur Bank Artha Graha, Henny A Nangoi, yang ini agak keren,rapat dengan orang penting di jajaran perusahaan besar, harus janji dulu sama sekertarise yang, ehem,, cantik, tapi tetep saja kaos kakiku tersembunyi , meski sudah bolong di ujung jempolnya, orang pada gak tahu, heee

Tak mudah untuk hidup sederhana dan lebih susah lagi jika sudah pernah menjadi orang berada tiba-tiba harus kembali hidup sederhana, meski kata orang “ada ketentraman dalam kesederhanaan”.

Masih kata orang, miskin itu sudah tentu sederhana, tapi sederhana belum tentu miskin, karenasederhana adalah pilihan dalam gaya hidup masing-masing kita.

Koleksi kaos kakiku juga sederhana, gara-gara aku alergi dingin kalok tidur musti semuannya tertutup rapat dari ujung jempol kaki, pergelangan tangan hingga leher harus rapat-rapat, untuk itu kaos kaki selalu menemaniku dari pagi, malam, hingga pagi lagi.

Pengalamanku tidur harus pakek kaos kaki, paling nggak enak kalok tidur pakek kaos kaki yang bolong jempole seperti dalam foto ( jempolku ra mambu ) itu, sebape, tidurnya selalu mimpi buruk, mimpi dicekek sama kolor ijo, kalok nggak percaya, ya,, coba saja sendiri, he he

Lewat telpon aku diketawai temanku gara-gara tidur pakai kaos kaki, ia membayangkan aku seperti orang kutup utara, atau seperti orang lagi meriang, tidur'e sambil mringkuk pakek kaos kaki, “wes,rasah nyekikik” apapun komentar anda, aku terima dengan bangga, eh salah,,dengan lapang dada & nrima ( baca nrimo).

Lewat telpon juga aku lebih pinter ngelesnya, aku bilang tidurku pakai AC ( Angin Cepoicepoi ) jadinya kedinginan dan harus pake kaos kaki, dia jauh nggak lihat keadaan yang sebenarnya,, alias “ngapusi ben rada keren dikit”, ngakunya pake AC padahal hanya pakai kipas angin, ada pepatah dari temanku mengatakan “ luweh becik mati umuk, daripada mati ketekuk”lebih baik mati bersombong daripada mati terhina,itulah realita hidup di jaman ini.

Realita bahwa ada sebagian orang yang lebih baik berkata sombong daripada berkata sederhana, meski sebenarnya hidupnya sederhana.

Hingga tulisan ini tak ap-lot, aku masih plonga-plongo, ndomblong kayak sapi ompong, lambe’ne nggambleh, sambil berfikir, aku ini orang yang sederhana ?, atau memang nggak punya ?.. jika aku memang nggak punya , suatu saat nanti akan menjadi punya, aku akan berusaha,,semoga.

Salam

S. Darmaji, 04 April 2014

13980652481596103581
13980652481596103581

13980652701112984151
13980652701112984151

13980652911726835057
13980652911726835057

1398065315471911037
1398065315471911037

NB. Jangan ketawa nyekikik lihat foto ilustrasi, itu masih lebih baik, masih ada nyawane !!!, daripada tidur terlentang di krukubi pakai jarik, alias sudah wasalam, hee amet-amet,..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun