Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting dalam terwujudnya karir seseorang, dimana seseorang bisa mendapatkan Pendidikan ialah dengan cara ber-sekolah. Pemerintah telah menerapkan program wajib belajar 12 tahun kepada seluruh anak di Indonesia. Namun, fakta nya masih banyak sekali anak-anak yang tidak bisa memenuhi program tersebut dengan berbagai alasan yang berbeda-beda. Pemerintah memang menerapkan sebuah program bantuan belajar kepada seluruh anak-anak di Indonesia, namun sampai saat ini pun terlihat penyebarannya masih belum merata ke semua daerah.
Sekolah merupakan sebuah tempat dimana seseorang bisa mendapatkan ilmu dengan cara belajar di sana. Di dalam sekolah tersebut pun sudah disediakan perkakas untuk mewujudkan program belajar mengajar yang diinginkan oleh Pemerintah. Namun, masih banyak juga sekolah yang dibilang kelayakan nya tidak memenuhi standar yang ada seperti, tidak terawatnya sekolah tersebut, kurang nya fasilitas sekolah tersebut, dan minimnya tenaga pengajar yang ada pada sekolah tersebut.
Maka dari itu, saya dan teman-teman saya selaku Pasukan Pengibar Bendera Sekolah (PASKIBRA) SMANSA, melakukan sebuah kegiatan untuk membantu adek-adek yang masih kesulitan dalam menjalani proses belajarnya di Sekolah Dasar 005, tepatnya di Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.
Kami memberikan sedikit bantuan berupa perlengkapan sekolah mereka, sembako, uang tunai, dan pakaian bekas yang masih layak dipakai untuk mereka disana. Selain itu, kami juga mengajak mereka untuk sedikit bermain games agar suasana tidak terlihat sangat sepi. Lalu, kami juga memberikan sedikit materi yang kami miliki untuk mereka seperti belajar membaca, menghitung, dan bernyayi.
Alasan utama mengapa kami mentargetkan anak-anak sekolah yang berada pada daerah pedalaman ialah, karena sudah pasti di daerah pedalaman masih minim kelayakan untuk sekolah, dan juga tenaga pengajarnya. Terbukti, ketika kami memberikan pertanyaan kepada salah satu guru yang ada pada saat itu dengan pertanyaan "Ada berapa banyak Guru yang mengajar di SD ini dan berapa Gaji yang diterima oleh Guru tersebut" guru tersebut pun menjawab dengan sedikit menahan rasa sedihnya "Guru yang ada di SD ini hanya ada 5 orang saja dan untuk masalah Gaji, mereka tidak pernah mendapatkan sepeserpun gaji dari pihak pemerintah". Mereka menegaskan bahwa, mereka mengajar anak-anak di daerah tersebut dengan ikhlas tanpa mengharapkan sebuah imbalan. Mendengar pernyataan Guru tersebut pun, saya dan teman-teman saya pun merasa kasihan kepada guru-guru tersebut. Di akhir kegiatan, saya dan teman-teman memberikan sedikit motivasi kepada anak-anak SD tersebut, untuk terus semangat dalam menuntut ilmu agar bisa menjadi generasi yang memiliki wawasan iptek yang sangat bagus.
Dari kegiatan tersebut, saya dan teman-teman saya mendapatkan sebuah pelajaran yang sangat penting. Yaitu, jangan selalu merasa tidak tercukupi dalam kehidupan kesehariannya, karena masih banyak orang di luar sana yang lebih kurang bahkan tidak mencukupi dalam menjalani kehidupannya sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H