Lantunan sabda menggetarkan jiwa diraja hari bergegas wujud persiapan bayangan suci mengapa harus bayangan yang bersandar di benak ini ? mungkin langkahan kaki menuju kobaran api cerita semalam harus bernyanyi walau tak didengar sakit hati ini bila diresapi semua hal yang kau tampakan karna penghianatan namun tak mampu tuk sakit hati, karna penghianatan telah ku jalani demi sebuah cerita cerita yang laknat menurutnya suatu kebencian mengapa harus menghasilkan perkara kasih sayang padahal semua itu hanya sementara dan singkat ceritanya biarlah cerita ini meneruskan lakunya disambung hari tanyakan apa dan bagaimana kita tak mampu menembus hari berikutnya dengan kesaktian, karna sifat kanak menggoda hasrat dipikiran yang bejad lebih baik kau gegaskan tuk bernyanyi di malam hari pasti akan ku dengar demi jiwa yang sepi tanpa syair dan nada ku paksa bila kau tak mampu ku paksa lagi bila kau tak mampu ku sangat paksa bila kau tak mampu dasar kau pecundang nada yang tak bisa melukis syair padahal ku saksikan terkesan walau kau bercerita tentang anak kecil yang susah makan semua itu karna nada, aku ingin nada, semua itu karna jiwa, aku ingin jiwa bernada bernyanyilah jiwa,..... pecundang itu tak mampu bercerita karna tak punya jiwa nada bernyanyilah jiwa,..... nada yang dia punya tak melukis jiwa hakikat tak ada bernyanyilah jiwa,..... manusia seperti itu mungkin tak punya lubang mulut untuk bernada bernyanyilah jiwa,..... lepaskan belenggu sesal atas dosa yang kau buat semalam bernyanyilah jiwa,..... teriakan semua kesal asa di hati yang hampa tuk mengingat esa bernyanyilah jiwa,..... notasi hidup telah mengundang pentas di atas kubur bertiang besi dan beralas papan bernyanyilah jiwa,.... demi syair dan nada agar bersandar di jiwa yang terluka karena cinta bernyanyilah jiwa,....dan bernyanyilah jiwa,.... Demi luka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H