Mohon tunggu...
putra kencana
putra kencana Mohon Tunggu... -

Kerdil jiwaku hadapi dunia Rentetan caci maki.. Terus menari dalam lingkaran.. Setan! Aku terbuang, terisolasi.. Laknat! Terus mencari pemuas nafsuku, Pekat, kelam jiwaku Dan ku tak pernah peduli Merangkak dalam kelam.. Laknat.. Laknat.. Laknat.. Aku terbuang, terisolasi.. Laknat!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Yang Berkuasa (Sampah Semata)

9 Desember 2011   18:28 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:37 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Berjalan ku tak tentu arah Di hatiku berkemelut resah Kulihat bunga mawar terindah Yang tumbuh dari genangan darah Darah dari mimpi-mimpi Darah dari isak tangis Para pejuang revolusi Para pemuda negeri ini Yang berkuasa hanya melihat Yang berkuasa hanya terbata Yang berkuasa hanya terdiam Yang berkuasa ternyata hanya tertawa Tertegun hatiku tersentak Amarah menyala serentak Melihat tubuh tergeletak Diam dingin tak berdetak Kecewa merayap di dada Mengutuk ku pada mereka Yang duduk terdiam disana Menganggap dirinya Tuhan Yang berkuasa tidak mendengar Yang berkuasa tidak berkata Yang berkuasa tidak bertindak Yang berkuasa ternyata tak berkuasa Perjuangan kami dari hati Kami berjuang sampai nanti Perjuangan kami tiada henti Kami berjuang sampai akhir Perjuangan kami kan abadi Kami berjuang sampai mati Yang berkuasa hanya mengelak Yang berkuasa hanya membantah Yang berkuasa hanya berdusta Yang berkuasa ternyata harta semata

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun