Ada sebuah hati yang tak pernah menghentikan langkahnya mencari kedamaian. Ia begitu cantik, indah, tak ada cacat sedikitpun, sempurna dan penuh kasih. Hati itupun banyak didambakan kehadirannya oleh hati lain karena ia mampu memberikan kesejukan.
Dalam perjalanannya, kehadiran sang hati perlahan mengusik hati lain yang penuh dengan pesakitan. Ada hati lain yang berusaha masuk dan mengobrak-abrik setiap relung sang hati. Hati lainnya berusaha mencuri dengan mencungkilnya. Ada pula hati yang menyakiti dengan meninggalkan sayatan-sayatan tajam hingga melukiskan luka menganga. Kini sang hati penuh luka.
Sang hati berusaha sekuat tenaga berjuang dan bertahan dengan keyakinannya. Baginya pantang menghentikan langkah. Iapun tak memperdulikan berapa banyak goresan luka yang melekat di dirinya. Ia melangkah dan terus melangkah, hingga akhirnya ia tak mampu lagi merasakan apapun, yang ia tahu hati itu tak lagi sempurna seperti dulu.
Dalam langkah gontai, sang hati berusaha dengan susah payah meraih hatinya yang tercabik-cabik, dijangkaunya bahkan ketika ia merasa tak mampu menjangkaunya. Ia berusaha keras dan sangat keras menata kembali supaya tetap terlihat utuh. Meski tak mampu lagi merasakan apapun, meski tak lagi sempurna, paling tidak sang hati masih meyakini ada janji-janji kenikmatan yang akan ia dapat dalam keutuhan.
Dan sang hati masih berusaha... Sampai hari ini....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H