Mohon tunggu...
Darju Prasetya
Darju Prasetya Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis freelance

Pemerhati kehidupan....penyuka dunia tulis menulis....Pengembara di dunia.......Pencari dunia baru untuk kehidupan yang lebih baik......Email: prasetya58098@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Membangun Kembali Demokrasi di Negeri Konoha

21 Agustus 2024   11:20 Diperbarui: 21 Agustus 2024   11:24 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

           

Membangun Kembali Demokrasi di Negeri Konoha

Oleh: D. Prasetya

Dalam sistem demokrasi, setiap pemimpin diharapkan menjalankan tugasnya dengan integritas. Namun, ada kalanya pemimpin yang terpilih secara demokratis justru melanggar prinsip-prinsip dasar demokrasi. Di Negeri Konoha, presiden yang awalnya mengaku sebagai produk demokrasi kini menunjukkan perilaku otoriter yang merugikan rakyat.

Presiden ini, yang seharusnya menjadi simbol harapan dan keadilan, malah tercatat sebagai presiden terburuk dalam sejarah demokrasi. Setelah berkuasa, ia lebih memprioritaskan kepentingan pribadi, keluarga, dan kelompoknya daripada tugasnya untuk rakyat. Paradoks ini semakin terasa ketika lembaga-lembaga hukum yang seharusnya menegakkan keadilan justru dikendalikan demi kepentingan politik.

Pak Jarga, mantan kawan yang kini menjadi lawan politik, dengan tegas menyebut presiden ini sebagai pemimpin yang tidak bisa dipercaya. Pernyataan ini mencerminkan kekecewaan terhadap tindakan yang mengkhianati etika dan moral berpolitik. Pak Jarga, yang kalah dalam pemilu karena kecurangan dan manipulasi, kini menghadapi kenyataan bahwa sistem politik di Negeri Konoha semakin dikuasai oleh otoriter.

Fenomena ini bukan hanya masalah individu, tetapi juga ancaman serius bagi masa depan demokrasi. Ketidakadilan dan pengurangan suara rakyat terjadi ketika pemimpin yang seharusnya melindungi demokrasi justru bertindak sebaliknya.

Kritik terhadap kepemimpinan ini penting agar masyarakat tidak terbuai oleh janji kosong para pemimpin. Rakyat harus bergerak untuk memulihkan demokrasi yang tercederai. Kesadaran kolektif menjadi kunci perubahan. Setiap individu memiliki peran dalam menjaga demokrasi dan mencegah tindakan otoriter merusak fondasi yang telah dibangun.

Langkah pertama adalah menuntut transparansi dalam proses politik. Rakyat harus memiliki akses informasi mengenai kebijakan dan keputusan pemimpin. Pengawasan terhadap lembaga hukum dan penyelenggara pemilu juga harus diperkuat untuk mencegah praktik-praktik merugikan demokrasi.

Selanjutnya, pendidikan politik bagi masyarakat sangat penting. Dengan pengetahuan yang memadai, rakyat akan lebih siap menghadapi situasi politik yang penuh tantangan. Kesadaran politik akan mendorong partisipasi aktif dalam pemilu dan pengambilan keputusan.

Akhirnya, kita harus membangun solidaritas antara masyarakat untuk melawan ketidakadilan. Suara-suara kritis, seperti yang diungkapkan oleh Pak Jarga, harus didengar dan diperjuangkan. Jika kita bersatu, kekuatan kolektif dapat menjadi alat untuk mengembalikan nilai-nilai demokrasi dan melawan segala bentuk penindasan yang dilakukan oleh penguasa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun