Wawasan Nusantara, sebagai konsep yang mendasari kesatuan Indonesia dalam keberagaman geografis dan budaya, memiliki akar yang dalam dalam sejarah kepulauan ini. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia terdiri dari lebih dari 17.000 pulau yang tersebar di antara dua benua dan dua samudra. Keberagaman geografis ini menjadi landasan bagi perbedaan budaya, bahasa, dan adat istiadat yang kaya.
Sejak zaman prasejarah, arus perdagangan, migrasi, dan kebudayaan telah membentuk kepulauan ini menjadi sebuah 'Nusantara' yang kaya akan nilai-nilai budaya. Perjalanan maritim nenek moyang bangsa Indonesia telah memberikan pengertian pentingnya laut sebagai jalan perdagangan, perekonomian, dan penghubung antarpulau.
Konsep Wawasan Nusantara pertama kali secara resmi diperkenalkan oleh Presiden Soekarno pada tahun 1957. Ide ini kemudian berkembang sebagai landasan utama bagi pengembangan hubungan antarwilayah di Indonesia serta sebagai panduan dalam menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah negara.
Wawasan Nusantara tidak hanya menjadi landasan politik, tetapi juga mendasari pembangunan ekonomi, keamanan, dan kerjasama antarnegara bagian di Indonesia. Konsep ini menekankan pentingnya kerjasama lintas sektor, pengembangan potensi daerah, dan pemeliharaan lingkungan sebagai bagian integral dari kesatuan bangsa.
Dalam konteks globalisasi saat ini, Wawasan Nusantara memainkan peran penting dalam membentuk identitas Indonesia di dunia internasional. Sebagai negara maritim yang strategis, Indonesia memiliki tanggung jawab besar dalam menjaga keberlangsungan ekosistem laut, memperkuat kerjasama antarnegara di kawasan, serta memanfaatkan potensi sumber daya alam secara berkelanjutan.
Terpecahnya pulau kita yang diambil alih oleh warga sendiri Indonesia dan sekarang menjadi sebuah negara yaitu Timor Leste merupakan sebuah bentuk tantangan bangsa Indonesia pada waktu itu. Bangsa Indonesia pada masa itu mengalami berbagai masalah politik, ekonomi, dan sosial sehingga orang yang berada di pulau tersebut berkeinginan untuk memisah dari pulau Indonesia.Â
Indonesia diwaktu itu karena sedang mengalami banyak tantangan, pulau Timor tersebut yang ingin memisah dapat dituruti oleh negara Indonesia, dengan berbagai represif dari warga Timor akhirnya Indonesia terpaksa melepas pulau tersebut menjadi sebuah Negara Timor Leste dengan sistem pemerintahan sendiri tanpa campur tangan pemerintahan Indonesia.
Dari masalah terpecahnya sebagian pulau kita tersebut menjadi pelajaran buat kita, bahwa akan kesadaran satu kesatuan itu sangat penting yang perlu ditanam di dalam jati diri kita, apabila rasa persatuan kita melekat pada negeri ini walaupun negeri ini mengalami berbagai tantangan dan sebagainya kita masih bisa mempertahankan dan menyelesaikan semuanya dengan bersama-sama.
Beragam budaya, ras, suku, dan bahasa merupakan sebuah tantangan bagi bangsa, tetapi dengan beragamnya hal itu bisa menjadi sebuah goal buat bangsa Indonesia, dengan integritas yang tinggi mampu membawa bangsa ini ke kancah internasional dengan memperkenalkan budaya kita ke warga asing, Â hal tersebut sebagai bentuk setrategi kita dalam mengenalkan Indonesia di mata dunia.
Jadi, kita sebagai warga negara Indonesia harus melekat dalam jati diri kita yaitu rasa persatuan. Hal ini sebagai pondasi Negara dalam menjaga keutuhan wilayah Indonesia, buatlah keberagaman yang ada menjadi sebuah jalan dimana kita dikenal dunia akan keberagaman tersebut, kita patut bersyukur hidup di negara Indonesia yang memiliki berbagai keberagaman dan kekayaan sumber daya yang tidak dimiliki oleh negara lain, maka dari ini buatlah negara kita menjadi negara maju yang berlandaskan persatuan dalam mewujudkan sebuah tujuan bangsa dan negara Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H