Mohon tunggu...
Darin Salsabila S
Darin Salsabila S Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga 20107030079

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Tiga Tahun di Pondok Naik 10 Kg, Tujuh Bulan di Rumah Turun 5 Kg, di Rumah Tidak Dikasih Makan?

3 Maret 2021   11:50 Diperbarui: 3 Maret 2021   12:12 291
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak yaa? Iya juga sih tapi itu juga sekali makan 7-8 orang dalam satu tempat besar. Entah kenapa kalau di pondok, saya merasa lebih cepat dan lebih sering laparnya. Jadi kalau lapar, saya dan teman-teman saya lebih memilih untuk makan nasi dari pada jajan, biar tidak boros. Dan karena saya dan teman-teman saya juga tidak suka sayur pondok, hal yang biasa kita lakukan adalah beli lauk di kantin, ini lebih baik dari pada dipaksakan makan sayur pondok. Walaupun pada akhirnya jajan juga tapi setidaknya sekali jajan bisa langsung kenyang.

Beda lagi kalau di rumah. Terakhir saya timbang di pondok sekitar akhir bulan Maret beberapa hari sebelum pulang ke rumah, berat badan saya 45 kg. Saya rasa berat badan saya ketika di rumah akan bertambah atau paling tidak hanya stuck di 45 kg.  Ternyata malah turun.

Yang menyadari pertama kali adalah ibu saya. Waktu itu di awal bulan Oktober. Ibu saya tiba-tiba bilang untuk tidak terlalu kecil badannya. Disitu saya agak aneh sih, saya berpikir bahwa badan saya kan memang dari kemaren ya segini-segini saja, saya juga tidak diet atau membatasi makan.

Malamnya, ibu saya pulang dari kegiatan ibu-ibu desa dengan membawa timbangan. Saya langsung disuruh timbang badan, dan yaaa ternyata berat badan saya turun 5 kg menjadi 40 kg. Yap, saya terlalu kurus.

Saya mencari tahu penyebabnya dan sampai pada kesimpulan bahwa beberapa bulan terakhir ini ternyata saya malas makan. Kenapa bisa malas makan? Yang saya pahami, saya sering tidak berselara makan. Melihat makanan di atas meja juga tidak tertarik padahal kadang keadaan perut saya sedang lapar. Saya sering sekali melewatkan makan siang. Terkadang juga saya hanya makan sekali sehari, saat waktu sarapan atau waktu makan malam saja. Alhasil, turunlah berat badan saya sampai 5 kg.

Beberapa kesimpulan yang saya dapat dari perubahan berat badan saya yang naik dan turun sedemekian rupa ini adalah:

  1. Ketika saya di pondok, jadwal sudah dibuatkan dari mulai bangun tidur sampai mau tidur lagi. Mungkin ini menyebabkan energi dan pikiran terkuras sehingga menyebabkan lebih cepat lapar.
  2. Jarang jajan, saya lebih memilih makan nasi kalau lapar dari pada harus jajan di kantin yang kadang antrenya banyak. Alasan utama ya biar tidak boros.
  3. Karena makannya berbarengan satu wadah 7-8 orang, otomatis porsi makan pun tidak terlihat. Jadi walaupun kita makan banyak tetap terlihat sedikit.
  4. Sering makan mie instan, sering kali kalau merasa lapar dan belum waktunya makan, saya sering membuat mie instan. Dalam sebulan saya bisa makan 6-7 mie instan, bahkan pernah sampai 15 kali.
  5. Ketika di rumah,  entah kenapa nafsu makan saya menjadi hilang. Mungkin karena sudah kenyang dulu hanya karena melihat banyak makanan.
  6. Karena saya di rumah banyak ngemilnya, otomatis saya juga jarang merasa lapar dan melupakan makan nasi.
  7. Malas makan, kadang untuk berjalan ke tempat makan pun saya merasa berat dan lebih memilih tidak makan.
  8. Poin yang terakhir adalah rasa kebersamaan di pondok lebih terasa dari pada di rumah, rasa ini yang membuat aktivitas jadi terasa menyenagkan dan mengasikkan.

Dari kejadian turunnya berat badan ini, saya mulai lagi untuk belajar pola makan hisup sehat. Saya mulai mengharuskan diri saya untuk makan dengan teratur, tiga kali sehari. Mengatur porsi makan agar tidak terlalu sedikit. Dan membuat makanan yang sekiranya meningkatkan selera makan saya. Walaupun berat badan saya belum juga naik sampai bulan ini, setidaknya berat badan saya tidak mengalami penurunan. Tetap semangat para pejuang menaikkan berat badan!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun