Pemalang- Peduli, Guyub, dan rukun. Gambaran yang tepat untuk Desa Kebojongan sebagai Desa Penggerak Pancasila. Desa Kebojongan menerapkan aspek kepedulian dan persatuan di setiap kegiatan masyarakat yang diadakan. Hal ini terlihat pada setiap pelaksanaan kegiatan kemasyarakatan yang telah ada di desa kebojongan.Â
Bulan Muharram menjadi bulan yang dinanti-nanti masyarakat. Berbagai kegiatan keagamaan dan kemasyarakatan turut dilaksanakan dengan meriah di bulan ini. Dusun-dusun di desa Kebojongan memiliki caranya sendiri untuk memeriahkan peringatan bulan muharram ini. Salah-satunya yakni  di dusun kebukuran, perayaan tahun baru islam 1445  menjadi pembeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Warga dukuh kebukuran mengadakan pawai obor pada perayaan tahun baru Islam kali ini.Â
Pawai dimulai dari Masjid Baitul Ghofur mengelilingi daerah sekitar dusun Kebukuran.Pawai Hanyalah salah satu dari serangkaian acara tahun baru Islam di dusun kebukuran, karena masih ada acara puncak yang lebih meriah daripada itu. Acara Puncak ini diisi dengan kegiatan Hadroh, santunan anak yatim, dan pengajian umum. Ini menjadi momentum pengingat bagi warga untuk terus meningkatkan kepedulian terhadap sesama dan menambah ketaqwaannya kepada Tuhan Yang Maha Esa sebagai pengamalan nilai-nilai pancasila khususnya sila pertama.Â
Tak kalah dengan dusun kebukuran, dusun Sitemu juga memiliki caranya sendiri untuk memeriahkan bulan muharram ini. TPQ IHYA'UL FURQON yang berada di dusun Sitemu mengadakan Kirab Santri. Kirab ini diikuti oleh seluruh santri TPQ IH'YAUL FURQON dengan berbagai pertunjukkan seperti drumb band, atraksi naga, dan hadroh dari ibu-ibu. Kirab ini dimulai dari masjid Al-Furqon mengelilingi dusun Kebojongan dan Sitemu yang berakhir kembali di masjid. Warga di sepanjang jalan yang menyaksikan kirab ini turut berbahagia dengan mendokumentasikan acara ini di layar handphonennya. Selain kirab, juga ada perlombaan dan sunatan masal.Â
Walaupun perayaan tahun baru Islam di Desa Kebojongan berbeda-beda di tiap dukuh, Tetapi ini tidak menjadikan perpecahan diantara warga. Justru perbedaan ini akan menjadikan kekuatan bagi warga untuk mempererat hubungan satu-sama lain di desa tersebut.Â
" Tetap ada perbedaan di desa Kebojongan, perbedaan bukan menjadi sebuah kendala tetapi harus ada. Karena, dengan adanya perbedaan maka harus ada musyawarah untuk mencari solusi agar perbedaan ini  menjadi berkah untuk mempererat masyarakat" . Menurut Pak Imron sebagai salah satu masyarakat yang menjadikan pelopor dari penggerak Pancasila di desa Kebojongan.Â
Kelancaran dan kemeriahan kegiatan yang ada tidak terlepas dari kerukunan dan kerja sama antar masyarakat, IPNU IPPNU dan KKN UNNES GIAT 5 Desa Kebojongan dibawah naungan Pusat Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UNNES yang juga turut membersamai kegiatan  tersebut dengan tagline #Bersama Unnes Giat, Membangun Indonesia dari Desa.
Pak Imron juga turut berperan dalam menjaga kerukunan dan persatuan antar warga desa Kebojongan. Beliau sudah dari dulu dipercaya oleh masyarakat untuk memimpin setiap kegiatan kemasyarakatan. Berkat kepercayaan ini, Pak Imron mampu memperkuat solidaritas masyarakat lewat karakternya yang grapyak dan bertanggung jawab.
Kegiatan Kemasyarakatan di desa Kebojongan menjadi salah satu sarana bagi warga untuk mengamalkan sila ke-3 pancasila. Karena dengan adanya kegiatan kemasyarakatan yang tidak bisa berjalan sendiri ini, mengharuskan warga saling bahu membahu dalam mempersiapkan kegiatan yang menjadi modal dasar untuk persatuan dan kesatuan. Â Hal ini sekaligus menjadikan masyarakat desa Kebojongan menjadi pelopor adanya Desa Penggerak Pancasila bagi daerah yang lain.Â