Tidak di-follow balik bukanlah suatu kehinaan. Tidak ada ruginya tidak di-unfollow oleh siapapun dan orang yang seperti itu tidak mesti di-unfollow. Ketika kita memutuskan untuk mem-follow seseorang di media sosial, dengan sadar kita merasa ada manfaat yang bisa diambil.Â
Kalaupun orang itu tidak mem-follow kita sehingga tidak mendapatkan manfaat dari setiap postingan kita, sedikitpun kita tidak rugi. Bukankah semakin banyak orang yang kita follow, semakin banyak juga wawasan kita terhadap sesuatu, bahkan kita bisa mempelajari berbagai jenis karakter manusia?
Saya sendiri --mungkin dulu pernah---tidak meminta di-follback oleh seseorang ketika saya sudah mem-follow-nya. Anggap saja "sedekah jempol", terutama bagi akun-akun yang memang sedang berkembang dan butuh banyak pengikut. Karena bagi saya media sosial hanyalah dunia semu, dimana banyak hal yang tidak kita sadari itu palsu.Â
Media sosial cuma arena virtual tempat kita menyembunyikan jati diri kita sebenarnya di dunia nyata. Media sosial hanyalah panggung untuk kita menutupi segala kekurangan dan menjadi tokoh protagonis yang disukai banyak orang.Â
Media sosial bukan segalanya, ia hanya secuil dari remahan kenyataan yang kerap kita lupakan; dunia nyata! Dunia dimana berdarah itu sakit rasanya, tempat dimana lapar itu benar adanya, tempat dimana kecewa dan patah hati bukan cuma kisah romansa, tempat dimana kita berwujud dan bersujud.
Media sosial? Bersosialisasi atau sosialita?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H