Mohon tunggu...
Jun Achmad
Jun Achmad Mohon Tunggu... Desainer - Penyadur ngelindur

Nulisnya jarang. Bacanya sering.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lagi-Lagi Poligami

18 November 2021   17:54 Diperbarui: 18 November 2021   21:32 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Poligami, selalu menjadi perdebatan dari dulu. Hilang timbul tergantung keadaannya. Ingat banget kejadian ketika Aa gym berpoligami. Di warung rokok kecil, sampai supermarket, pembahasannya tentang selalu Aa gym saat itu. Masyarakat gempar, bahas terus-terusan, berbulan-bulan.

Lalu saat ini, warganet kembali berdebat tentang poligami. Berawal dr liputan tim Narasi ke coach poligami(?). Banyak pernyataan ajaib di liputan tersebut. Gue aja ampe speechless liat pernyataan beliau. Kok bisa seajaib itu. Bagi yg belum liat, silakan ditonton di channel youtube Narasi. Pesan gue satu, tontonnya jgn terlalu dekat sm handphone/laptop anda. Karena selalu ada hasrat utk membanting handphone anda atau menonjok layar laptop anda.

Gue yakin, orang-orang, terutama muslim, sudah tau sejarah poligami. Poligami dilakukan Nabi Muhammad untuk berdakwah. Dan yg dinikahi juga janda-janda tua terlantar karena perang. Dan sebelum berpoligami, Nabi Muhammad hanya mempunyai satu istri bernama Siti Khadijah.

Mungkin, part monogami nabi inilah yg jarang disoroti orang-orang. Masa monogami nabi lebih lama dibanding poligaminya. Dan semasa monogami pula, nabi begitu setia dan sayang dengan istrinya. Perlakuan suami ke istrinya inilah yg patut dicontoh oleh umatnya. Itu tergambar sekali disaat masa monogani nabi.

Salah satu almarhum kakek gue juga berpoligami. Tapi sangat bersyukur, hubungan anak kandumg dgn anak tiri sangatlah mesra. Malah anak dr istri kedua kakek adalah saudara satu susu istri pertama. Gue melihat perlakuannya sangat adil dan tdk dibeda-bedakan walau dlm hal warisan. Tapi gue seolah-olah tau perasaan istri kakek yg pertama. Gue ga pernah diceritain langsung, tapi gue tau bagaimana hancurnya hati seorang perempuan ketika tau dimadu. Karena yg pantas dimadu hanyalah STMJ. Kalo ga pake madu, jadinya Susu Tidak Madu Jangan (krik).

Gue ingat pula dengan cerita salah satu raja yg ada di Indonesia. Gue ga mau sebut daerahnya secara jelas, tapi gue kasih inisialnya aja. Nah, raja DIY (lah jd ketawan) saat ini tidak melakukan poligami. Saat diwawancara di salah satu acara di televisi nasional, beliau ditanya oleh host, "dgn jabatan anda, dgn posisi anda, dan dilihat dr sejarah-sejarah raja sebelumnya, kenapa anda tdk melakukan poligami". Lalu sang raja menjawab, "Saya tidak mau anak-anak saya merasakan saat saya dulu rasakan. Saya tdk mau anak-anak saya mempunyai banyak ibu." Jawaban beliau sungguh membuat hati saya tergetar.

Lalu pendapat gue tentang poligami?

Gue dr dulu bersikap tidak setuju dgn poligami, tp tidak menolak poligami. Bersikap seperti itu karena gue masih berharap semoga ada manusia yg bener-bener berpoligami utk menjalankan perintah nabi yg tulus, seperti menikahi janda-janda tua dan menyekolahkan anaknya sampai s3. Kalo ada yg sebaliknya? Yasudahlaah, ga mau komentar.

Lagi pula, kita akan selalu berdampingan hidup dengan hal yg kita tdk sukai. Hanya saja, gue berprinsip utk ga bisa berpoligami utk memvalidasi nafsu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun